122 Inovasi Pelayanan Publik Siap Beradu di Kovablik

Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim, Muhamad Hadi Wawan Guntoro.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Inovasi pelayanan publik terus diperkuat kendati dalam situasi pandemi. Bahkan tahun ini, sebanyak 122 inovasi pelayanan publik baik di lingkungan Pemprov Jatim maupun pemerintah kabupaten/ kota siap beradu di Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik).

Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim, Muhamad Hadi Wawan Guntoro menuturkan, berbagai upaya dilakukan untuk memotivasi pelayanan publik semakin berkembang. Salah satunya melalui apresiasi yang diberikan dalam ajang Kovablik. Hadi mengakui, antusiasme dalam kompetisi ini cukup tinggi hingga mencapai 122 inovasi dari total inovasi yang mendaftar sebanyak 137.

“Kita sudah melakukan seleksi secara administrasi. Hasilnya, 122 inovasi lolos menuju tahap berikutnya Kovablik,” tutur Hadi, Senin (15/6). Selanjutnya, inovasi-inovasi ini akan kembali di kurasi melalui presentasi, wawancara dan visitasi. “Kita masih belum memastikan apakah tahapan ini dilakukan secara langsung. Karena sesuai arahan ibu gubernur, kegiatan pertemuan diupayakan dapat melalui video conference,” tutur Hadi.

Selain Kovablik, pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai ajang lain untuk memberikan apresiasi terhadap inovasi. Di antaranya ialah Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang digelar Menteri PAN-RB. Dalam Sinovik tersebut, sebanyak 37 inovasi berhasil lolos seleksi administrasi. Beberapa inovasi di antaranya ialah Samsat Srikandi, Samsat 4.0, Nona Saja, Sambil Belanja Bayar Pajak (Sambel Bajak) yang dikeluarkan Bapenda Jatim. Selain itu, ada pula inovasi e-master yang dikeluarkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD), SMA Doble Track dan SMK pengampu keluaran Dinas Pendidikan (Dindik), serta berbagai OPD lainnya.

“Saat ini juga tengah berlangsung apresiasi inovasi pelayanan publik terkait Covid-19 di Kementerian PAN – RB dan Badan Litbang Kementerian Dalam Negeri,” tutur Hadi.

Menurut Hadi, berbagai apresiasi tersebut diharapkan dapat memotivasi pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan publik. Sebab, dalam berinovasi tidak akan berhenti. Karena itu, keberlanjutan inovasi menjadi salah satu aspek yang juga menjadi penilaian. Selain itu, inovasi juga diharapkan dapat direplikasi di berbagai level pelayanan publik.

“Kalau inovasi pelayanan publik itu bagus idealnya dia terus digunakan secara berkelanjutan dan diharapkan bisa direplikasi di tempat lain. Itu tujuan prinsip dalam pemberian apresiasi-apresiasi ini,” pungkas Hadi. [tam]

Tags: