19 Ribu Anak Jatim Tak Mengenyam Pendidikan SMA/SMK

foto ilustrasi

Ajak Masyarakat Sisir Siswa Tak Mampu untuk Sekolah
Dindik Jatim, Bhirawa
Persoalan pendidikan masih menjadi masalah serius yang harus digarap Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Utamanya, angka putus sekolah. Oleh karena itu, melalui program TisTas (gratis-berkualitas) yang digagas Gubernur Khofifah, Pemerintah Jatim menjamin anak-anak tidak mampu, bebas biaya pendidikan untuk bisa bersekolah di negari maupun swasta.
“Kalau kita lihat data statistik masih ada sekitar 19 ribu anak yang tidak mengenyam pendidikan (SMA/SMK) karena berbagai faktor. Mulai dari persoalan biaya pendidikan hingga memang tidak ingin sekolah,”ungkap Plt Kepala Dindik Jatim Hudiyono, Rabu (17/7).
Jika karena persoalan ekonomi, lanjut Hudiyono, Dindik akan memberikan rekomendasi untuk sekolah gratis di salah satu SMA/SMK swasta yang terdekat dengan rumahnya. Tentu saja, rekomendasi tersebut diberikan usai pihaknya memverifikasi data yang sesuai dengan persyaratan.
“Jadi nanti, untuk sekolah swasta, wajib menerima paling tidak satu sampai lima siswa tidak mampu dalam satu rombongan belajar (rombel),”tutur dia.
Ia berharap tidak ada lagi siswa yang tidak bisa mengenyam bangku pendidikan karena persoalan biaya pendidikan. Dalam hal ini, pihaknya juga bekerjasama dengan aktifis, elemen masyarakat dan lembaga pendidikan.
“Saya minta sekolah juga menyisir anak-anak tidak mampu ini untuk disekolahkan ke sekolahnya. Mereka akan dibantu Pemprov. Dan untuk masyarakat, jika memang menemukan anak yangi ingin sekolah tapi tidak punya biaya, ini silahkan diajukan ke Dinas Pendidikan, asalkan sesuai persyaratan (tidak mampu),”jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Hudiyono juga menegaskan, baik SMA/SMK negeri tidak boleh memberikan edaran terkait penarikan biaya SPP. Sebab, untuk SMA/SMK negeri, SPP sudah digratiskan. Jika pihaknya menemukan edaran penarikan SPP, maka sanksi tegas akan dikeluarkan oleh Dindik Jatim.
“Tentu kita cek dulu keaslian edaran itu. Jika memang terbukti benar ada (penarikan), kepala sekolah akan kami skorsing,”tegas dia.
Upaya entaskan putus sekolah juga sudah dilakukan Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jatim. Dalam hal ini, Kacabdin Dindik Jatim wilayah Sidoarjo (Surabaya-Sidoarjo), Sukaryantho telah melakukan penyisiran siswa, berdasar dari laporan yang didengarkan melalui radio. Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan jangan sampai ada siswa tidak sekolah karena apapun, termasuk soal biaya.
“Kami mikir solusi untuk pelayanan pendidikan di beberapa sekolah. Sekolah kan bisa negeri dan sekolah. Temen-teman bisa membantu kami faktornya karena apa dan kita carikan sekolah terdekat dari rumah,” kata Sukaryanto.
Sebab, pihaknya sendiri juga telah membangun komitmen dengan MKKS SMA/SMK swasta Surabaya dan Sidoarjo terkait penerimaan siswa yang kurang mampu. “Terkait biaya akan dikomunikasikan dengan sekolah,” katanya. Yang pasti pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut menyukseskan pendidikan kepada anak-anak di Jatim.
Sementara itu, Ketua MKKS SMK swasta Surabaya, Sugeng membenarkan adanya komunikasi dan komitmen yang dibangun dengan Dindik Jatim, melalui Cabang Dinas Wilayah Sidoarjo. Sebanyak 94 SMK swasta nantinya akan menerima satu hingga lima siswa dalam satu rombel.
“Prinsipnya, kami ingin membantu anak-anak yang ingin sekolah. Namun memang, ada SMK yang menggratiskan seratus persen ada yang hanya meringankan biaya pendidikan saja. Sekolah swasta tidak bisa murni untuk pendidikan gratis,” Kata Sugeng.
Seperti halnya yang ada disekolahnya. Terkait penerimaan mitra warga, ada tujuh siswa yang bersekolah di SMK Wijaya Kusuma dalam enam Rombel. Terkait hal itu, ia hanya memberi keringanan biaya SPP dan uang gedung sebesar 50 persen.
“Tidak ada verifikasi khusu untuk penerimaan mitra warga. Dasar kami hanya mengutamakan rekomendasi dari kelurahan. Kita jemput bola juga untuk penerimaan siswa ini. Dan seadainya kuota penuh kita juga memfasilirasi ke sekolahnya. Yang penting kita membantu meringankan biaya. Karena fasilitas sekolah ini berbeda – berbeda dalam memberikan pelayanan,”katanya,
Sementara itu, salah satu siswa yang dapat bantuan pendidikan gratis, Lingga Permatasari sangat bersyukur dengan bantuan yang diberikan Dinas Pendidikan Jatim. Mengingat ia sangat ingin sekali membahagiakan orantuanya. Ia menilai jika dengan pendidikan sangat penting bagi masa depan.
“Bersyukur sekali saya bisa melanjutkan sekolah karena bantuan Dinas Pendidikan. Karena saya bisa menggapai cita-cita saya menjadi dokter. Dengan adanya kesempatan ini,”urainya. [ina]

Tags: