3 Pilar Sasar Perbelanjaan, 2 Pasien Warga Kabupaten Probolinggo Diduga Suspect Covid-19

Tiga pilar kecamatan sasar pusat pembelanjaan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Tiga pilar Kecamatan Mayangan, Camat M.Abas, Kapolsek Kompol Firman dan Danramil Kapt Eko Saputro punya cara mencegah penularan virus COVID-19 di wilayah mereka. Secara kompak, ketiga pimpinan itu melakukan kerja bakti dengan cara menyemprot disinfektan di masjid-masjid di kota Probolinggo di dahului di daerah Wiroborang dan pusat perbelanjaan, Minggu 22/3/2020. Di kabupaten Probolinggo dua pasien suspect corona.
Di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Dr Soetomo, ketiganya tidak hanya menyemprot troli, tapi juga meneteskan hand sanitizer kepada masyarakat yang keluar dan masuk toko. Bahkan mereka memberikan edukasi langkah membersihkan tangan dengan baik dan benar.
Camat Abas menuturkan kegiatan tiga pilar untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang virus COVID-19 yang harus dicegah penyebarannya. “Kami ingin masyarakat memperhatikan, bahwa Negara kita dilanda wabah dan ini harus kita hindari bersama. Jaga kebersihan diri dan keluarga masing-masing,” jelasnya.
Bersama tiga pilar, Abas mengimbau masyarakat memanfaatkan waktu liburan bukan untuk berwisata tetapi berdiam diri di rumah. “Wabah ini menjadi perhatian kita semua, tidak usah panik tapi tidak boleh meremehkan. Kami sudah menyampaikan ke RT RW untuk hindari kerumunan dan memantau warganya,” sambung Camat Mayangan.
Menindaklanjuti penetapan status Siaga Darurat terkait upaya mitigasi Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Probolinggo, mulai Selasa 17/3/2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mengerahkan tim khusus untuk melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat umum dan instansi pemerintah.
Statistik sebaran covid-19 di Kabupaten Probolinggo, bertambah. Sabtu kemarin Sabtu 21/3/2020, Pemkab mengumumkan 164 ODR. Kini Minggu 22/3/2020 jumlahnya menjadi 216 ODR. Ada lima kecamatan, dengan sebaran ODR tertinggi, dari total 24 kecamatan.
Kecamatan dengan Jumlah ODR tertinggi adalah Paiton, sebanyak 53 orang. Kedua Kecamatan Gading, sebanyak 25 orang, Sukapura 20 orang, Kraksaan 15 orang dan terakhir Tiris, sebanyak 14 orang. Data itu, dirilis Satgas Percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, pada Minggu 22/3/2020 siang.
“Data sebelumnya Sukapura memang tertinggi kedua setelah Paiton ODR-nya. Namun bukan karena itu kawasan wisata. Melainkan ada warganya yang baru pulang ibadah umroh,” kata Jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Anang Budi Joeliyanto, Minggu 22/3/2020.
Anang menjelaskan, semua warga sebetulnya berpotensi untuk menularkan atau tertular covid-19. Karena itu, pihaknya menegaskan, agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Di antaranya, social distancing, isolasi mandiri di rumah, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Jika tidak ada kepentingan yang sangat mendesak, alangkah baiknya untuk tetap di rumah. Karena virus ini penyebarannya cepat sekali. Bisa saja seseorang tetap nampak sehat, walaupun sudah terpapar. Kondisi ini, memungkinkannya untuk menjadi penyebar virus pada individu lainnya, terangnya.
Sejauh ini, sebaran covid-19 di Kabupaten Probolinggo menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Ada 216 orang dengan resiko (ODR), dari sebelumnya hanya 164 orang. 20 orang dalam pemantauan (ODP), dari sebelumnya hanya 9 orang. Sedangkan PDP, menjadi 3 orang, dari sebelumnya 2 orang. Sukapura, sebagai salah satu etalase Kabupaten Probolinggo, menjadi daerah yang rentan terpapar covid-19. Mengingat di wilayah itu, merupakan pintu masuk wisata skala internasional, yakni Gunung Bromo.
Khusus kenaikan kasus PDP, 2 pasien sebelumnya yakni lansia usia 66 tahun dan balita usia 3 tahun, masih menjalani perawatan di rumah sakit rujukan RSUD Sidoarjo dan RSSA Malang. Sedangkan 1 pasien PDP yang baru masuk daftarnya, dinyatakan telah meninggal dunia. Hanya saja, hasil pemeriksaan lanjutan belum dipastikan akibat virus covid-19.
Pasien tersebut berasal dari Kecamatan Kraksaan dan baru pulang dari daerah epicentrum wabah Corona di Surabaya. Namun sebelum hasil pemeriksaan medis lanjut keluar, pasien itu telah meninggal dunia. “Masyarakat tidak perlu menduga-duga, bahwa pasien yang meninggal itu karena corona. Tim medis memasukkan statusnya sebagai PDP Covid-19, karena dia bekerja di Surabaya sebagai epicentrum Virus Corona,” kata dr. Anang.
Meningkatnya persebaran Covid-19 ini, membuat Pemkab Probolinggo mengambil langkah taktis, dengan menjadikan RSUD Tongas sebagai rumah sakit khusus penanganan virus corona. Alasannya karena lokasinya strategis untuk memudahkan perawatan pasien.
“Jadi kenapa disana, karena kalau sudah terlokalisir harapannya lebih aman lebih nyaman buat siapapun. Tinggal kami Satgas Covid-19 menyiapkan segala sesuatunya, tenaga medisnya, tenaga perawatnya, sehingga masyarakatnya dan pasiennya terlindungi dengan aman,” papar dr. Anang. Untuk persiapan rumah sakit khusus pasien Covid-19 itu, Pemkab Probolinggo membutuhkan waktu sepekan kedepan. Tidak kurang dari 100 unit ranjang pasien/bed disiapkan guna penanganan Covid-19 ini.
“Kembali saya tegaskan. Bahwa semua orang berpotensi menyebarkan virus ini. Maka dari itu mari sama-sama memproteksi, dengan mengurangi aktivitas di luar rumah dan menunda kegiatan yang menghadirkan orang banyak,” pinta Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo. Untuk 3 kawasan terbanyak ODR dan ODP seperti Kecamatan Paiton, Sukapura, Gading dan Kraksaan. Penentuan status itu karena banyaknya warga Probolinggo yang baru saja melakukan ibadah Umroh, tambahnya.(Wap)

Tags: