365 Siswa SMA Ikuti Pembinaan Mental Bahari

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 365 siswa SMAN 2 Lamongan, Jawa Timur, memanfaatkan waktu libur dengan mengikuti program Pembinaan Mental Juang Remaja Bahari yang digelar Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V Surabaya, pada 23-25 Juni 2014.
Program tahunan TNI AL khusus bagi segmen remaja dalam rangka memupuk dan menumbuhkembangkan jiwa bahari itu, dibuka Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Kolonel Laut (P) Weddy Widya di Markas Komando Lantamal V Surabaya, Senin (23/6).
Ketua Pelaksana Program Bintal Juang Remaja Bahari (BJRB), yang juga Kepala Dinas Potensi Maritim Lantamal V Letkol Laut (P) Didik Dhuwijantoko, mengatakan selama tiga hari kegiatan, para peserta akan menginap di salah satu kapal perang TNI AL, yakni KRI Surabaya-591.
“Selama di kapal perang, peserta mendapatkan pembekalan berbagai materi, seperti pembinaan mental rohani, pencegahan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, wawasan kebangsaan dan jiwa bahari berupa pembinaan potensi, kekuatan maritim dan bela negara,” katanya.
Selain mendapatkan materi pembekalan, diskusi dan latihan peraturan baris berbaris, ratusan siswa SMA itu juga diajak berlayar menggunakan KRI Surabaya mengelilingi seputar Selat Madura dan mengunjungi beberapa satuan TNI AL di Surabaya, seperti Lanudal Juanda, Akademi Angkatan Laut (AAL), Monumen Jalesveva Jayamahe, serta museum dan planetarium.
Didik Dhuwijantoko berharap usai mengikuti kegiatan tersebut, para siswa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang dunia bahari, yang nantinya bisa menjadi modal untuk lebih peduli, cinta Tanah Air dan mampu mengembangkan potensi kekayaan maritim Indonesia untuk kemakmuran bangsa di masa depan.
Komandan Lantamal V Kolonel (Mar) Rudy Andi Hamzah dalam amanat yang dibacakan Wakil Komandan Lantamal V Kolonel Laut (P) Weddy Widya, mengatakan beberapa negara kepulauan di dunia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan laut telah menjadi negara besar dan maju.
“Cerita dan fakta yang dialami negara kepulauan yang sudah maju itu, dimaksudkan untuk menggugah kembali kesadaran para generasi muda bahwa pada hakekatnya bangsa Indonesia adalah bangsa bahari yng belum mampu memanfaatkan sumber daya untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Bangsa bahari, tambah Weddy Widya, adalah bangsa yang sadar terhadap jati dirinya, bahwa ia lahir, tumbuh dan berkarya di negara kepulauan yang notabene hidup dan masa depannya bergantung pada laut.
“Negara ini bisa maju dan berkembang, apabila wawasan pembangunan diarahkan pada pembangunan sektor kelautan, karena laut adalah modal dasar terbesar yang telah diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia,” tegasnya. [bed]

Tags: