460 Ribu Lembar Jawaban SBMPTN Mulai Dipindai

SBMPTN-2014Surabaya, Bhirawa
Ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) telah usai digelar oleh masing-masing Panitia Lokal (Panlok) pada Selasa lalu. Tahap selanjutnya, panitia SBMPTN kini mulai memindai Lembar Jawaban Kerja (LJK). Sebanyak 460 ribu LJK yang kini mengantri proses pemindaian untuk mengetahui skor ujian para peserta.
Proses pemindaian LJK untuk Panlok Surabaya dan 18 Panlok lain di Bali, NTT, Maluku, Sulawesi dan Papua proses pemindaian jawaban dilakukan di Badan Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI) ITS. Kepala BTSI ITS Achmad Affandi menjelaskan, pemindaian LJK diproses dalam ruangan steril dan dirahasiakan. Saat ini, proses pemindaian diperkirakan telah mencapai 20 persen. Sebab, dari 19 Panlok yang harusnya sudah setor, masih ada enam Panlok yang belum menyerahkan LJK ke ITS sebagai pelaksana pemindaian.
“Yang belum itu Tondano, Maluku, Papua, Kendari, Manokwari dan Jayapura.  Panitia dari wilayah-wilayah tersebut belum menyerahkan kemungkinan karena transportasi yang sulit. Jadi kita masih menunggu,” tutur Affandi, Kamis (19/6).
Lebih lanjut Affandi menjelaskan , dalam pemindaian ini, LJK juga akan divalidasi dan managemen berkas. Masing-masing LJK diperiksa jawaban dan identitas yang tertera di sana. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi salah dan benarnya pengisian nomor oleh peserta. Dari proses ini, siapa saja yang melakukan kesalahan pengisian nomor, kesalahan identitas dan pengisian tanggal ujian akan terdeteksi.
“Kalau ada yang begitu sistem akan menandai, dan secara otomatis langsung ditolak. Itu sudah sesuai prosedur, salah isi langsung digugurkan,” tegasnya. Setelah manajemen berkas dilakukan, proses pemindaian berlanjut dengan batching. Proses ini agar diperoleh bentuk elektronik LJK. Sehingga akan memudahkan proses koreksi dan analisa  pola jawaban SBMPTN nantinya.
Begitu rampung dipindai, data secara terpusat dikirim ke pusat penjaminan mutu SBMPTN di ITB. Di sana, disebutkan Affandi, jawaban peserta yang sudah dipindai akan di-scanning ulang. Scanning tersebut untuk mendeteksi kecurangan yang mungkin terjadi di lapangan. Dalam sistem tersebut ada algoritma yang bisa mendeteksi kecurangan peserta, mulai dari pola jawaban dan juga melalui kode soal yang ada di lembar soal. “Contohnya pada saat ujian berlangsung, pola penyebaran soal pun sudah tersistem. Apakah soal dibagikan di sisi kanan, kiri atau ke belakang,” tutur dia.
Pola tersebut tertera dalam laporan berbentuk kode, sehingga jika terdapat perubahan yang bersifat sengaja dan menjadi acak dapat diindikasikan ada kecurangan pada saat ujian berlangsung. Proses pemindaian di ITS ini ditargetkan akan rampung dalam 10 hari.  Namun Affandi optimistis pemindaian akan selesai tiga hari lebih awal. “Untuk algoritmanya itu ITB yang bertugas sebagai penjamin mutu yang menjalankan. Itu merupakan antisipasi agar tidak ada kecurangan dalam SBMPTN,” pungkasnya. [tam]

Tags: