7.669 Warga Tuna Aksara Tuntas Akhir Tahun 2014

Terlihat aktivitas warga belajar sedang serius menempuh pendidikan

Terlihat aktivitas warga belajar sedang serius menempuh pendidikan

Bojonegoro, Bhirawa
Pengentasan Tuna Aksara di Bojonegoro, dipastikan akhir tahun 2014 ini, dengan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat, Provinsi Jatim dan daerah.
“Kita tuntaskan pengerjaan terhadap Warga Belajar (WB) Tuna Aksara akan tuntas hingga bulan Desember 2014 nanti, dan itu sudah merupakan progam dari kami,” jelas Kasi Keaksaraan dan Kesetaraan Bidang PNFI Dinas pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Nandar  kepada Bhirawa, Rabu (19/3).
Menurut Nandar, usia produktif antara 15 tahun hingga 59 tahun yang masih Tuna Aksara terdapat sekitar 7.669 orang warga belajar (WB).
Untuk menunjang program tersebut, pihaknya sekarang sedang mengajukan anggaran, dengan perincian untuk satu kelompok yang terdiri dari 10 orang WB di anggarkan sebesar Rp3.600.000 yang bersumber dari dana APBD tingkat I Provinsi Jawa Timur, sedangkan juga ada anggaran APBD Kabupaten.
“Kita ajukan ke provinsi sebanyak  600 kelompok mas, untuk kabupaten sebanyak 500 orang (50 kelompok) dengan anggaran sebesar Rp2.700. Dan untuk sisanya akan di ajukan di pusat,” terangnya.
Sementara itu, dalam progam pengentasan warga tuna aksara ini pihaknya memanfaatkan 32 PKBM yang tersebar di 28 Kecamatan di Bojonegoro.
Dan menurutnya di tahun 2014 ini jumlah tuna aksara lebih sedikit jika di bandingkan tahun 2013 kemarin berjumlah 8.070 orang tuna aksara.
“Tahun 2013 kemarin kita menuntaskan semuanya mas, jadi untuk tahun 2014 ini jumlah pesertanya menurun. Dimana pengentasanya berupa tuna aksara, melalui keaksaraan fungsional,” tuturnya.
Dijelaskan, strategi yang ia terapkan juga optimis bisa menuntaskannya. Kalau dahulu menggunakan cara monoton, termasuk juga melibatkan guru-guru sertifikasi, namun hasilnya tidak maksimal.
“Dengan memberikan pembekalan atau orientasi teknis tutor sebelum diterjunkan dan melibatkan mahasiswa KKN untuk membantu menuntaskan tuna aksara di Kabupaten Bojonegoro. Selain itu, peran serta pemerintah desa, pihak kecamatan dan tokoh masyarakat dilibatkan,” sambungnya.
Tetapi ia juga mempunyai kendala saat melakukan kegiatan tersebut. Seperti halnya saat musim tanam, bertani, berkebun dan kegiatan masyarakat lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terpaksa sekolah buta aksara diliburkan, namun akan digantikan di hari berikutnya nanti.
Ditambahkan, masa belajar buta aksara untuk dasar ditempuh enam bulan atau memenuhi pembelajaran selama 114 jam dan dinyatakan lulus setelah mendapatkan sertifikat.
Setelah mendapatkan sertifikat, mereka bisa melanjutkan lagi ke tingkat lanjutan atau Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang ditempuh selama tiga bulan. Kalau sudah lulus KUM, masyarakat bisa melanjutkan Paket A setara Sekolah Dasar (SD) kelas empat.
“Masyarakat dinyatakan tidak tuna aksara lagi setelah bisa baca, tulis, hitung, berbicara dan mendengarkan,” pungkasnya. [bas]

 

Tags: