Abdul Rajak ASN Pemprov Juara Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto Surabaya

Kepala Dispora Jatim Drs Supratomo, MSi di Gedung Dispora (kiri) bersama Abdul Rajak usai penyerahan piala. wawan triyanto

Berkah Berjalan 15 KM Setiap Minggu dan Jeli Mengatur Langkah
Surabaya, Bhirawa
Buliran keringat yang membasahi wajah dan tubuhnya saat tiba di garis finish di Tugu Pahlawan menjadi kenangan indah bagi Abdul Rajak. Upayanya menaklukkan rute Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto Surabaya (GJPMS) sepanjang 56 km berbuah manis dengan meraih juara I kelompok perorangan dan berhak menerima hadiah sebesar Rp 10 juta rupiah.
Perjuangan Abdul Rojak meraih juara I tentunya tidak diraih semudah membalikkan telapak tangan, ada salah satu rutinitas yang membuatnya bisa menjadi yang terbaik, yakni setiap minggu ASN Biro Umum Bagian Rumah Tangga Pemprov Jatim setiap minggunya jogging menempuh jarak 15 km dari rumahnya di kawasan Kandangan hingga Patung Merlion di Citraland.
Sebenarnya rutinitas itu bukan untuk persiapan mengikuti lomba GJPMS namun ia hanya ingin berolahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. “Setiap Hari Minggu pagi saya jalan kaki dari rumah hingga Citraland untuk olahraga,” kata Abdul Rojak saat ditemui usai menerima piala dari Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim Drs Supratomo, MSi di Gedung Dispora Jatim, Selasa (18/12).
Selain itu ia juga sudah mengikuti lomba Gerak Jalan Mojokerto Surabaya sejak ia masih duduk di bangku SMP Surya I Surabaya hingga sekolah di STM 2 Surabaya. “Saat masih sekolah ikut beregu, baru setelah menjadi pegawai Pemprov saya ikut perorangan hingga saat ini,” kata suami dari Ismiati.
Nah, untuk persiapan khusus menghadapi lomba GJMPS, pria berusia 50 tahun itu menambah porsi latihan dengan pulang jalan kaki dari kantornya di Jalan Pahlawan hingga kerumah menempuh jarak sekitar 12 km. “Biar otot kaki dan stamina tidak drop saat lomba,” kata ayah dari satu putri itu.
Program latihan itu ternyata tidak cukup untuk menjadikan dia sebagai seorang juara karena pria berkulit sawo matang itu harus jeli mengatur langkah mulai garis start di Mojosuro di Lapangan Surodinawan Mojokerto kemudian tiba tepat waktu di setiap pos hingga garis finish di Tugu Pahlawan.
Apalagi ia juga sudah mengantongi pengalaman saat menjadi juara harapan pada GJPMS tahun 2017. “Tidak asal jalan, tapi harus mengatur langkah agar tidak terlalu cepat atau lambat saat tiba di setiap pos hingga finish,” katanya.
Ada tantangan berat saat ia harus bersaing dengan belasan ribu peserta, mulai dari menahan kantuk, buang air kecil hingga tersenggol mobil atau motor. “Kalau ngantuk saya guyur kepala dengan air, dan begitu ingin buang air kecil saya harus cari pom bensin,” katanya.
Ada kesan mendalam mengapa selama puluhan tahun ia mengikuti kejuaraan ini, yakni kakeknya diprediksi meninggal saat ikut berjuang melawan tentara Inggris yang menggempur Kota Surabaya. “Ada cerita dari ayah saya kalau kakek meninggal di rute antara Mojokerto Surabaya, itu yang menjadi motifasi saya,” kata pemilik no lomba 134 itu.
Ditemui ditempat yang sama, juara I perorangan putri, Sri restiati asal Bambe Driyorejo Gresik mengaku bersyukur karena bisa mempertahankan gelar juara. “Syukurlah tahun lalu juara I dan sekarang bisa juara lagi,” katanya didampingi sang suami Muhammad Ridwan
Ditemui ditempat yang sama, Kadispora Jatim, Drs Supratomo memberikan apresiasi kepada para peserta, juri dan tim yang sudah bekerja keras agar kegiatan tahunan ini bisa berjalan dengan sukses. “Alhamdulillah semua berjalan lancar, bahkan antusia masyarakat untuk menonton kegiatan ini sangat luar biasa,” katanya.
Ia berjanji akan terus melakukan evaluasi agar kegiatan untuk memperingati Hari Pahlawan itu setiap tahun berjalan dengan baik, terutama sistem peniliaian digital yang sudah diterapkan mulai tahun 2017. “Kita akan terus melakukan inovasi agar kegiatan ini berjalan dengan lancar dan meriah,” katanya. [Wawan Triyanto]

Tags: