Ajak Pelajar dan Mahasiswa Sampaikan Pesan Perdamaian

Millennials Peace Festival saat berkomunikasi langsung dengan masyarakat nelayan di Pantai Kenjeran dengan menyampaikan pesan damai dan kecintaan terhadap NKRI.

Millennials Peace Festival
Surabaya, Bhirawa
Bertempat di gedung rektorat Universitas Airlangga Surabaya kampus C, sebanyak 450 mahasiswa dari berbagai Universitas di Surabaya plus beberapa mahasiswa internasional mengikuti acara Millennials Peace Festival.
Acara dibuka oleh Bupati Trenggalek Emil Dardak yang ditandai dengan pemukulan gong. Menurut Emil Dardak generasi Millennials tidak hanya sekadar tahu dan bicara tentang perdamaian, tetapi juga harus diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
“Misalnya dalam bermedia sosial. Manakala kita berkomentar, membuat postingan, mungkin bagi kita terlihat sepele, tapi jika dilakukan berulang-ulang dampak yang akan ditimbulkan akan besar jika sudah pada tahap menimbulkan perselisihan,” tutur Emil yang juga merupakan Wakil Gubernur Jatim terpilih berpasangan dengan gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Pawaransa.
Perwakilan Global Peace Fondation (GPF) Indonesia Shintya Rahmi Utami, menyampaikan tentang tujuan diadakannya Millennials Peace Festival sebagai wadah bagi generasi muda untuk terlibat aktif mencegah bahaya Radikalisme dan ekstrimisme. Menurutnya tantangan pemuda di era sekarang sangat berat.
“Kita terlahir dari berbagai macam latarbelakang dan daerah, merupakan keniscayaan kita harus saling bersinergi untuk kebaikan untuk NKRI,” ungkapnya berharap. Lebih lanjut menurut Shintya, acara millennials peace festival bukan hanya digelar di kampus Unair saja, tetapi juga digelar di tiga sekolah di Surabaya, yakni di SMA IPIEMS Surabaya, SMA Muhammadiyah 10 Surabaya dan SMAN 7 Surabaya.
“Harapannya, anak-anak muda kita akan semakin aktif untuk ikut serta dalam gerakan menyemaikan pesan-pesan perdamaian di lingkungannya,” katanya lagi. Beberapa rangkaian acara digelar selama kegiatan Millennials Peace Festival digelar. Mulai dari pameran foto, permainan tradisional, hingga seminar dan aksi turun langsung ke masyarakat untuk mengampanyekan pesan damai.
Tak hanya puas dengan hanya seminar dan diskusi, para peserta Millennials Peace Festival ini juga menggelar aksi turun ke masyarakat. Ratusan peserta melakukan komunikasi langsung ke masyarakat nelayan di Pantai Kenjeran untuk mengajak masyarakat mengedepankan perdamaian dan kecintaan kepada NKRI.
Disamping membawa poster bertuliskan ajakan perdamaian dan kecintaan dengan NKR, para peserta juga melakukan dialog langsung dengan masyarakat.

Deklarasikan Generasi Milenial Jatim Tolak Radikalisme
Kabid Media dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur Wahyu Kuncoro SN yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut mengingatkan fase remaja khususnya mahasiswa saat rentan tergoda untuk dimasuki paham radikalisme terorisme. Menurut Wahyu yang sehari-hari juga redaktur Harian Bhirawa ini, masa transisi krisis identitas kalangan pemuda berkemungkinan untuk mengalami apa yang disebut sebagai cognitive opening (pembukaan kognitif), sebuah proses mikro-sosiologis yang mendekatkan mereka pada penerimaan terhadap gagasan baru yang lebih radikal.
“Alasan-alasan seperti itulah yang menyebabkan mereka sangat rentan terhadap pengaruh dan ajakan kelompok kekerasan dan terorisme,” jelas Wahyu. Sementara itu, pada sisi lain kelompok teroris menyadari problem psikologis generasi muda.
“Kelompok teroris memang mengincar mereka yang selalu merasa tidak puas, mudah marah dan frustasi baik terhadap kondisi sosial maupun pemerintahan. Mereka juga telah menyediakan apa yang mereka butuhkan terkait ajaran pembenaran, solusi dan strategi meraih perubahan, dan rasa kepemilikan,” jelas Wahyu.
Kelompok teroris lanjut Dosen Fisip Ubhara Surabaya ini juga menyediakan lingkungan, fasilitas dan perlengkapan bagi remaja yang menginginkan kegagahan dan melancarkan agenda kekerasannya.
Sebelum terjun ke masyarakat, para peserta juga melakukan ikrar yang dipimpin oleh Kabid Kepemudaan Dinas Kepemudaan dan Keolaragaan (Dispora )Jatim Abdul Haris. Dalam Ikrar yang bertajuk Ikrar Generasi Milenial Jawa Timur itu memuat tiga point yakni pertama, generasi millennial jawa timur, menolak dengan tegas paham radikalisme, dan ekstremisme kekerasan. Kedua, generasi millennial Jawa Timur, bertekad menjadi pemimpin yang bermoral dan penuh inovasi, untuk pembangunan dan perdamaian. Ketiga Generasi Millennial Jawa Timur, akan terus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari segala ancaman yang berpotensi merusak persatuan, dan kesatuan bangsa. [ina]

Tags: