Ajang Festival Munculkan Seni dan Penari Hebat

Tari Angsa yang memukau pengunjung diperagakan oleh anak-anak SLBN Gedangan

Festival Seni Budaya dan Vokasi SLB Negeri Gedangan
Sidoarjo, Bhirawa
‘Di balik kekurangan ternyata banyak sekali kelebihannya’. Inilah ungkapan yang tepat kiranya untuk menggambarkan keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau yang disebut sebagai kaum disabilitas. Kelebihan itulah yang digarap oleh SLB Negeri Gedangan, Sidoarjo hingga bisa diwujudkan dalam gelar Festival Seni Budaya dan Vokasi 2018.
Kegiatan yang dilaksanakan pada (11/12) merupakan bentuk implementasi dari program aktivitas seluruh siswa sehari-harinya. Selain SLB Negeri Gedangan juga 25 SLB se Sidoarjo atau sekitar 300 siswa telah mengikuti gelar tersebut.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Prov Jatim Wilayah Sidoarjo Dr Sukariyantho, MSi yang membuka acara tersebut sangat terkagum melihat tampilan para siswa yang bisa memukau para pengunjung. Anak-anak ingat pintar, sangat piawai juga sangat fokus dalam melaksanakan tugasnya. “Mereka yang bernyanyi dan bermain Angklung, lagu dan musik juga sangat matching sehingga enak sekali didengar. Tadi ada satu anak bisa memegang/memainkan empat Angklung, itu tidak mudah. Saya pun belum tentu bisa, ” ungkapnya.
“Di sela-sela banyak orang mengatakan kekurangannya, tetapi melalui proses kurikulum dan pelayanan yang baik, maka anak-anak ternyata mampu menaklukkan dirinya. Mereka bisa melangkahkan tarian, ritme demi ritme, hingga bisa menjadi penari yang hebat,” jelas Sukariyantho.
Bukan hanya itu, lanjut Sukariyantho, dalam menari juga sangat bagus dan fokus, tidak terpengaruh penonton yang sangat ramai itu. Mereka tetap menari dengan lembut dan lemah gemulai. Jadi konsep festival pendidikan ini adalah membudayakan sesuatu yang ada di sekolah ini. Sehingga terapan ini harus menjadi basis di dalam pelayanan anak-anak kita. Membudayakan apa saja, termasuk shoftskill dari layanan SLB yang ada di Sidoarjo ini.
“Diharapkan, pelan dan pasti membuat anak-anak ini semakin confident/percaya diri dalam pribadi yang utuh, pribadi yang kuat,” pungkasnya.
Salah satu guru SLB Negeri Gedangan Lilik Adiningsih mengaku tidak terlalu suli, yang penting penuh ketelatenan dan kesabaran. Apa yang diminati oleh anak-anak, itulah yang harus kita lakukan secara terus menerus, sehingga mereka bisa paham dalam setiap kegiatan.
“Justru anak-anak ini sangat lucu, meskipun dimarahi mereka juga tidak marah, apalagi dendam. Jadi mereka itu tidak mempunyai dendam,” jelas Lilik Adiningsih yang sudah mengabdi sekitar 35 tahun.
Menurut Adiningsih, semua senang memberi pelajaran/pelatihan terhadap anak-anak, yang penting fokus dan dilakukan secara rutin dan terus menerus. “Namun ada juga yang kurang dalam kegiatan di sekolah ini. Jika anak mendapat pelajaran/pelatihan ‘A’ tetapi di rumah tidak mendapatkan dukungan. Sehingga kita memulai palajaran awal lagi. Oleh karena itu, baik sekolah mauapun di rumah itu bisa matching, keduanya sinkron,” jelas Lilik Adiningsih.
Kepala SLB Negeri Gedangan Sidoarjo menuturkan dalam ‘Festival Seni Budaya dan Vokasi’ ini, betul-betul sangat mengejutkan para orangtua dan guru, ternyata anak-anak berkebutuhan khusus ini keahliannya sangat luar biasa, melebihi mereka-mereka yang pada umumnya. Dalam gerak tari, bernyanyi bahkan kuliner serta kepiawaian dalam merias sungguh sangat luar biasa.
“Sebelumnya juga ada siswa tuna rungu bernama Ari, untuk keterampilan meriasnya sungguh luar biasa, selalu kebanjiran order. Tiap akhir pekan selalu banyak order rias pengantin,” jelas kemarin.
Setelah gelar ini dirasa sukses pada periode pertama, banyak walimurid yang berharap kegiatannya bisa dilakukan setiap tahun. Oleh karena itu, kalau tahun kemarin (2017) digelar intern, tetapi untuk tahun ini melibatkan SLB seluruh Sidoarjo, ada sekitar 300 anak dengan 25 lembaga pendidikan SLB.
Sambil menampingi anaknya, wali murid Rismayanti mengaku senang dan bagus sekali, karena anak-anak bisa mengembangkan bakat-bakatnya. Berkreasi mengeluarkan kemampuannya sesuai selera mereka masing-masing. Setelah mengikuti advokasi ini anak-anak lebih percara diri, makanya saya berharap kegiatan seperti ini bisa berjalan terus tiap tahunnya.
“Kalau saya sangat mendukung, karena ini juga untuk kepentingan dan kemajuan anak-anak kami,” ungkapnya.
“Jadi anak saya sekarang psikologisnya sangat kelihatan, lebih senang, lebih ceria dan bisa mengeluarkan ekspresi-ekspresinya. Pokoknya lebih berkembang daripada sebelumnya, saya sangat bersyukur sekali,” terang warga Sukodono ini.

Kepala SLBN Gedangan, Sidoarjo, Miseri

Terapi Seni, Cara Efektif Gali Potensi Siswa
Kepala SLB Negeri Gedangan Sidoarjo Miseri, mengaku kalau pelajaran/pelatihan kepada anak-anak terbanyak adalah pada program kesenian. Selain paling mudah untuk diajarkan, karena seni sama dengan terapi.
Perlu diketahui oleh orangtua yang memiliki ABK, kalau kesenian itu mempunyai dua fungsi, yakni fungsi terapi dan fungsi prestasi. Jadi anak-anak berkebutuhan khusus sebenarnya juga memiliki potensi yang terpendam, hanya saja perlu strategis khusus untuk menggali potensi tersebut. Maka dari itu, selain anak-anak yang diberi pelatihan, tetapi para guru-gurunya juga diberi pelatihan.
“Caranya dengan menghadirkan para instruktur yang berkompeten, termasuk bekerjasama dengan para industri-industri untuk mengembangkan kreativitas anak-anak,” jelas Miseri yang sudah mengajar sejak tahun 2000.
Ia katakan, salah satu cara yang efektif dalam menggali potensi ABK adalah dengan terapi seni. “Terapi seni ini dapat dilakukan dengan mengajak mereka untuk membuat karya sebuah seni, atau dilibatkan dalam sebuah pertunjukan seni,” pungkanya. [ach]

Tags: