Akhir Tahun 2018, Target Transaksi RFB Capai 1,1 Juta Lot

Peringati HUT ke enam PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya memberikan bantuan uang tunai Rp10 juta kepada Legiun Veteran Surabaya. [ahmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), perusahaan bergerak di bidang perdagangan berjangka selama Januari hingga Oktober 2018 berhasil mencatat pertumbuhan volume transaksi sebanyak 960.216 lot atau naik 96,72%, dibandingkan tahun lalu di periode yang sama sebesar 488.108 lot.
Untuk RFB Surabaya juga berhasil mencatatkan pertumbuhan volume transaksi naik 106,65% atau 121.539 lot dibandingkan tahun 2017 pada periode yang sama.
Menurut Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya, saat ditemui disela-sela kegiatan media training di Surabaya, Sabtu (24/11) kemarin mengungkapkan, RFB optimitis hingga akhir tahun ini akan mencapai transaksi hingga 1,1 juta lot.
Sedangkan tingginya transaksi karena industri perdagangan berjangka tahun ini lebih menjanjikan dibanding pasar saham. Selama 2018, pasar saham mengalami kerugian hingga Rp300 triliun, sehingga nasabah di perusahaan berjangka banyak yang meningkatkan transaksinya.
”Komoditas emas akan tetap menarik. Baik untuk investasi jangka panjang maupun jangka pendek. Tahun depan, kami targetkan volume transaksi mencapai di kami mencapai 1,2 juta lot,” terangnya.
Teddy menambahkan, secara nasional, total nasabah baru RFB mengalami kenaikan sebesar 34,07% menjadi 2.243 nasabah hingga 31 Oktober 2018. Khusus RFB Surabaya, total nasabah baru yang berhasil dihimpun sebanyak 225 nasabah, naik dari 172 nasabah baru pada periode 31 Oktober 2017.
Maka pihaknya telah berupaya agar target penambahan nasabah bisa tercapai dengan meningkatkan sosialiasi ke masyarakat terkait perdagangan komoditas berjangka. ”Total jumlah nasabah secara nasional di perdagangan berjangka ini mencapai 120 ribu. Masih jauh di bawah pasar saham yang sebanyak 1,4 juta SID (Single Investor Identification),” jelas Teddy.
Sementara itu, tingginya jumlah investor di pasar saham karena nilai investasinya yang sangat jauh lebih kecil dibanding perdangangan berjangka. Untuk menjadi investor saham, minimal hanya butuh dana Rp100.000. Sedangkan untuk berinvestasi di perusahaan berjangka, minimal investasinya sebesar Rp100 juta.
Meski investor saham jumlahnya cukup besar yakni 1,4 juta, namun yang bertransaksi hanya sekitar 800ribu. Begitu juga di perdagangan berjangka dari 120 ribu yang aktif bertransaksi hanya 80 ribu. ”Di kami juga sama, dari 15 ribu nasabah yang aktif transaksi kurang dari 10 ribu. Untuk itu kami dorong semua nasabah aktif bertransaksi,” tuturnya. [riq]

Tags: