Andi Akmal: Hindari Resesi Dunia, Pemerintah Harus Dukung UMKM

(Akibat perang dagang China Vs AS)

Jakarta, Bhirawa.
Resesi Dunia pasti berimbas ke Indonesia, dalam skala besar maupun kecil, entah kapan, dalam waktu dekat atau jauh hari nanti. Upaya menanggulanginya adalah menghindari gejolak politik dan menjaga pertumbuhan ekonomi jangan sampai dibawah 5 persen. Pemerintah harus segera menekan impor dan sebaliknya mendongkrak ekspor. Investasi juga harus digenjot untuk menambah lapangan kerja. Pemerintah harus mendukung dan merawat perkembangan UMKM sebagai penggerak perekonomian rakyat untuk menghadang resesi global.
“Sudah terbukti bahwa UMKM pada resesi ekonomi tahun 1998 telah berhasil melindungi rakyat dari terpaan resesi ekonomi duniawi. Sumbangsih besar UMKM  kala itu , telah mengentaskan rakyat dari himpunan krisis. Juga krisis pada 2008/2009, UMKM pula yang melindungi rakyat dari terpaan krisis. Maka pemerintah wajib memberikan perhatian lebih pada 40 juta UMKM di pelosok Indonesia, agar tetap bisa mehidupkan perekonomian rakyat,” tegas Andi Akmal Pasludin, anggota DPR RI dari Komisi IV partai oposisi, PKS, dalam dialektika demokrasi dengan tema “Mampukah Indonesia Menghadapi Ancaman Resesi Dunia 2020 “, Kamis sore (5/12). Nara sumber lainnya, anggota Komisi XI DPR RI Didi Irawadi Syamsudin (Demokrat), anggota Komisi VI Farmasi Durianto (PDIP), anggota Komisi XI Elviana ( Komite IV DPD RI) dan Direktur INDEF Tauhid Ahmad.
Andi Akmal lebih jauh menyoroti APBN 2020 hendaknya hanya di utamakan pada yang kredibel, efektif dan efisien saja. Belanja yang tidak terlalu mendesak dan tidak mendukung perekonomian, tidak dilakukan. Impor pangan besar besaran yang menyebabkan transaksi berjalan mengalami defisit besar, harus dihentikan. Belajar dari 20 ribu ton beras rusak di gudang Bulog, bahkan bisa 1 juta ton beras rusak, pemerintah harus ambil tanggung jawab.
“Saya berharap, impor pangan yang bila ini dihentikan, dan harus ditemukan siapa biangnya. Industrialisasi atau industri manufaktur terutama hilirisasi di sektor pertanian sangat penting dikedepankan. Agar Indonesia tidak terlalu ter-imbas dampak resesi global akibat perang dagang China dengan AS,” milah Andi Akmal.
Darmadi Durianto sepaham dengan pendapat rekannya, bahwa pertumbuhan ekonomi dunia melaknat, akibat perang dagang China dengan AS. Dampak nya pada perekonomian Indonesia, harus segera diantisipasi dengan membatasi impor dan meningkatkan ekspor. Sayangnya ujung tombak ekspor kita di luar negeri, tumpul. Indonesian Trade Promotian Center (ITPC) tak berkembang. Pemerintah seharusnya menyiap kan antisipasinya. [ira]

Tags: