Anggota Dewan Jatim Rebutan Komisi Basah

Karikatur DewanDPRD Jatim, Bhirawa
Setelah terjadi kesepakatan antar sembilan fraksi di DPRD Jatim terkait pembagian posisi pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan, kini giliran para anggota Dewan berebut menempati komisi. Sejumlah Komisi basah jadi ajang rebutan wakil rakyat.
Dari lima Komisi yaitu A,B,C, D dan E, ada tiga yang paling menarik bagi legislator karena dianggap basah.  Komisi B, C dan D yang dianggap sebagai komisi paling basah menjadi incaran dari seluruh fraksi .
Ketua FGolkar Jatim, Sahat Tua Simandjutak misalnya berharap dapat mengisi posisi di Ketua Komisi C. Mengingat tiga periode berturut-turut Golkar selalu mendapatkan posisi di Komisi A. Alasannya, karena untuk perebutan komisi tidak diatur UU maupun PP, sehingga setiap fraksi memiliki kewenangan tentunya dengan jalan musyawarah mufakat.
”Kami ingin suasana baru. Karena itu, kami nanti akan minta agar Komisi C diberikan kepada Golkar. Pasalnya, sudah tiga periode berturut-turut yaitu 15 tahun ini, Golkar selalu mendapatkan posisi sebagai Ketua di Komisi A. Dan untuk kali ini kami ingin ada perubahan dan ini sudah coba kami komunikasikan dengan seluruh ketua fraksi,”tegas pria yang terpilih lagi dalam Pileg 2014 lalu, Kamis (18/9).
Sedang FPKS Jatim lewat penasehatnya, Hammy Wahjunianto tak terlalu berambisi mendapatkan di komisi apa. Tapi terlepas dari itu semua sudah saatnya fraksi mandiri mendapatkan posisi di pimpinan komisi. Entah itu di posisi sebagai ketua atau wakil ketua. Tapi untuk fraksi gabungan kalau masih adai sisa, bisa diberikan posisi di komisi. Sebaliknya, kalau tidak ada, cukup di alat kelengkapan dewan yaitu Badan Legislatif (Banleg).
”Namun kalau melihat keahlian yang dimiliki oleh PKS, kami senang jika diberikan kepercayaan untuk duduk di Komisi B atau E. Karena memang selama ini PKS banyak berkutat pada kepentingan rakyat banyak melalui program-program kerakyatan yang ada di dua komisi tersebut,”tegas mantan Direktur YDSF Jatim ini.
Terpisah, Ketua DPRD Jatim Sementara, A Halim Iskandar mengaku pembahasan tentang komposisi komisi belum final dan masih ada pembahasan dan pertemuan dengan sejumlah fraksi.
”Memang untuk Banmus (Badan Musyawarah) dan Banggar (Badan Anggaran) sudah selesai, tapi komposisi masih dalam pembahasan. Karenanya kalau saya ditanya soal keinginan PKB mengambil posisi di komisi apa, saya belum bisa menjawabnya,”papar politisi asal PKB ini saat diklarifikasi lewat telepon genggamnya.
Bagaimana dengan Komisi C yang selama ini menjadi jatah dari PKB, Menurut Gus Halim-panggilan akrab  A Halim Iskandar mengaku belum menyiapkan itu semua. ”Sekarang kami masih berkosentrasi pada komposisi komisi dan alat kelengkapan dewan sekaligus penetapan pimpinan definitif. Baru setelah itu, kami akan berpikir tentang jatah PKB di komisi mana,”tegas Gus Halim berdiplomasi.
Sekedar diketahui, menjelang pembagian komisi-komisi di dewan antar fraksi sudah melakukan deal-deal politik. PKB dan PDIP misalnya yang telah disepakati mendapatkan posisi satu Ketua Komisi dan Dua Wakil Ketua Komisi terancam akan mendapatkan posisi komisi kering.
Mengingat enam fraksi yang terdiri dari Gerindra, Golkar, Demokrat, PKS, PAN dan PPP yang masuk koalisi merah putih (KMP) sudah sepakat mengambil posisi komisi yang basah. Seperti Gerindra di posisi komisi  B, Golkar komisi C dan D yang selama ini diambil PDIP kabarnya diambil Demokrat.
Sementara Komisi A dan E akan diberikan masing-masing kepada PKB dan PDIP. ”Saya mendapat bocoran seperti itu, dimana KMP sudah merapat dan menyusun pembagian jatah komisi. Kalau ini terjadi maka kekuasaan PKB yang selama ini di Komisi C dan PDIP di Komisi D akan habis,”tegas sumber resmi bhirawa di DPRD Jatim yang menolak namanya dikorankan. [cty]

Tags: