Anggota DPR-RI Ning Ema Sambangi Petani Semangka di Kesamben Jombang

Ning Ema bersama petani saat panen Semangka di Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Sabtu (04/07). (arif yulianto/bhirawa).

Jombang, Bhirawa
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) asal Kabupaten Jombang, Ema Umiyyatul Chusnah menyambangi petani semangka di Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Sabtu pagi (04/07) yang saat ini, lahan pertanian Semangka di daerah tersebut tengah memasuki masa panen.

Perempuan yang akrab disapa Ning Ema ini bahkan turun langsung ke lahan untuk memanen Semangka bersama petani. Tak ayal, legislator yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini pun tampak familiar dengan para petani. Dan karena Komisi IV DPR-RI juga memiliki ruang lingkup tugas salah satunya di bidang pertanian.

Di lokasi, Ning Ema menyebutkan, jenis Semangka yang ditanam petani setempat memiliki rasa yang manis dengan warna kulit hijau dan daging berwarna kuning.

“Rasanya manis sekali, luar biasa. Dan Insya Alloh petani dengan dampak Covid-19 seperti ini tidak akan terpengaruh. Mereka tetap menanam, memanen, dan alhamdulillah harganya juga lumayan,” ucap Ning Ema.

Ke depan lanjut Ning Ema, dirinya akan memfasilitasi petani untuk mendapatkan program dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia berupa benih holtikultura, di antaranya yakni, benih Semangka dan Melon.

“Insya Alloh untuk desa Watudakon ini kami akan memberikan benih Semangka kepada para petani, sehingga mereka bisa menanam semangka dengan baik, dan hasilnya juga sangat luar biasa,” ungkap Ning Ema.

Sementara itu, petani setempat bernama Suradi menuturkan, pada musim tanam tahun ini, kondisi panen Semangka di daerahnya tergolong sangat bagus, baik dari segi kualitas buah maupun harganya.

“Berarti tonasenya dapat banyak. Kalau tonasenya banyak, harganya juga menjadi tinggi,” tutur Suradi.

Dia merinci, untuk lahan tanaman Semangka seluas 1 Hektar, bisa menghasilkan uang sebesar 56 Juta sampai 70 Juta Rupiah, dengan biaya produksi sebesar 15 Juta Rupiah per Hektar.

Dijelaskannya, faktor yang membuat panen Semangka di daerahnya bagus dan membuat petani meraup untung, karena faktor cuaca pada musim kali ini sangat bersahabat dan kemungkinan juga tidak banyak daerah yang tengah panen Semangka.

“Sehingga pasar mendukung, kalau panennya sekitar 3 minggu lalu, harganya masih bersaing dengan Jawa Tengah, kalau sekarang sudah ndak ada persaingan, tinggal di sini dan harganya menjadi bagus,” terang dia.

Meski begitu, dia tidak menampik jika pada awal musim tanam ada kekhawatiran dari petani karena ada pembatasan-pembatasan di daerah-daerah karena pandemi Covid-19 yang dikhawatirkan berimbas pada pemasaran hasil panennya. Namun dengan berbekal tekat, Suradi akhirnya menanam Semangka dan para petani pun mengikuti langkahnya.

“Akhirnya tanam, setelah saya tanam, semua petani ikut. Yang tanam agak belakangan malah rejekinya tambah banyak,” pungkas Suradi.(rif)

Tags: