Angka Penderita Covid-19 Melonjak, Pemkab Nganjuk Gencar Sosialisasi New Normal

Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi melakukan sosialisasi di kantor UPT Dispenda Jatim Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Ditengah terus meningkatnya penderita virus Covid-19, Pemkab Nganjuk telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang akan diterapkannya aturan new normal. Dengan grafik positif Covid-19 yang belum melandai, layak kah Pemkab Nganjuk menerapkan new normal.

“Ini sosialisasi persiapan new normal sambil ngecek dan evaluasi. Ingat, saat ini belum new normal, baru persiapan dan evaluasi,” ungkap Wabup Marhaen saat melakukan sosialisasi di sebuah cafe di Kecamatan Loceret.

Pembekalan dan sosialisasi persiapan new normal di lakukan di lingkungan akademisi dan kampus. Salah satunya mahasiswa STAIM Nglawak Kertosono yang akan mengikuti kegiatan praktek kerja mandiri (PKM) di desa-desa diharapkan ikut menjadi agen perubahan. Selain itu sosialisasi juga di kantor UPT Dispenda Jatim Nganjuk sekaligus Samsat Nganjuk.

Wabup Marhaen menjelaskan new normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yg sebelumnya tidak ada. Selain itu new normal tatanan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus corona.

“New normal diberlakukan karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial,” papar Wabup.

Peningkatan penderita Covid-19 yang cukup mencolok terjadi pada 11 Juli kemarin dimana ada penambahan penderita positif Covid-19 mencapai 13 orang. Jika pada 10 Juli jumlah confirm Covid-19 tercatat 119 maka hanya selang sehari jumlahnya melonjak tajam menjadi 132 orang.

Lebih miris lagi jumlah pasien anak-anak yang tertular Covid-19 juga terus bertambah. Selama seminggu terakhir ada enam anak dan balita yang terpapar virus Covid-19. Dari enam anak tersebut, bayi berusia dua hari yang terdeteksi tertular jadi perhatian khusus tim RSUD Nganjuk.

Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Virus Korona RSUD Nganjuk dr Mei Budi Prasetyo SpP mengatakan, kasus penularan dari ibu ke anak yang baru dilahirkan ini perlu penelitian lebih lanjut. Pasalnya, selama ini belum ada pembuktian kasus penularan atau transmisi vertikal.

Karenanya, Mei menganggap penularan terhadap bayi asal Baron tersebut sangan mengejutkan. Sebab, belum pernah ada kasus serupa sebelumnya. Hingga saat ini, lanjut Mei, juga belum ada penelitian tentang adanya virus covid-19 di air susu ibu (ASI).

Dengan fakta tersebut, Mei memutuskan agar bayi tidak mendapat ASI dari ibunya yang juga positif korona. “Untuk sementara menggunakan susu formula,” lanjut Mei sembari menyebut selebihnya bayi itu mendapat perawatan seperti pasien covid-19 lainnya.

Untuk diketahui, selain bayi berusia dua hari tersebut, ada lima pasien anak-anak lainnya yang ditemukan seminggu terakhir. Di antaranya, balita berusia satu tahun asal Tanjunganom.

Kemudian, anak laki-laki berusia satu tahun dan anak perempuan berusia enam tahun asal Kertosono. Selanjutnya, anak laki-laki berusia enam tahun asal Ngronggot. Terakhir, bayi berusia sembilan bulan asal Kertosono. [ris]

Tags: