Atasi Pengangguran, SMK Harus Lebih Banyak Diberi Pelatihan Kerja

Bambang Satrio

Jakarta, Bhirawa.
Menanggapi tekad Presiden Jokowi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), ahli Ekonomi Raden Pardede menyarankan; Agar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih banyak mmberi pelatihan kerja. Sebab ternyata, tamatan SMK lebih banyak yang menganggur karena ketrampilan mereka kurang memadai untuk masuk pasar kerja.
“Jangan sampai pendidikan kejuru an di SMK salah arah. Syarat untuk negara maju, adalah tersedianya tenaga kerja Premium. Yakni yang memiliki skill dan yang bisa cepat adaptasi perkembangan global. Komite Vokasi Daerah di Krawang bila dikembangkan disemua daerah, bisa jadi kunci keberhasilan peningkatan kualitas SDM kita,” tutur Raden Pardede dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Perkuat Kolaborasi Untuk Bangun Vokasi Unggul” di Jakarta (16/7). Nara sumber, Dirjen Banalattas Kemnaker Bambang Satrio Lelono dan Prof Tajudin.
Tidak memungkiri pernyataan banyaknya pengangguran tamatan SMK, Dirjen Binalattas Bambang Satrio menyatakan; Pengembangan pendidikan vokasi masih terkendala minimnya fasilitas penunjang, yakni tempat praktek dan laboratorium. Akibatnya, siswa yang menempuh pendidikn vokasi tak memiliki cukup sarana untuk mengembangkan keahlian dan sulit mengikuti perkem bangan industri.
“Selain itu, pendidikn vokasi harus mengedepankn pelatihan ketrampilan praktek yang sangat bergantung pada alat,” papar Bambang Satrio.
Disebutkan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil, Komite Pelatihan Vokasi Nasional (KPVN) akan mengubah strategi eksekusi. Yakni mempersiapkan landasan pengembangan SDM dan memperkuat ekosistem bagi pengem bangan SDM berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi berbasis SDM.
“Landasan pengembangan SDM, yakni dengan standarisasi berupa Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Juga pengembang an infrastruktur, kurikulum, instruktur dan penanggung jawab SDM serta sertifikasi,” tambah Bambang Satrio. [ira]

Tags: