Atasi Permasalahan Distribusi Darah RSUD, Lamongan Inovasikan ODO

Bupati Fadeli saat pemaparan inovasi ODO Lamongan.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
ODO atau Ojek Darah Online diyakini Pemkab Lamongan sebagai inovasi dan solusi terbaik bagi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Lamongan. ODO merupakan inovasi RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan. Inovasi ini untuk mengatasi permasalahan distribusi darah di RSUD Ngimbang sekaligus untuk memberantas praktik percaloan transport darah.

Keunikan inovasi ODO terletak pada peran masyarakat lokal (Paguyuban Ojek Terminal Ngimbang) dan proses distribusi darah dengan kendali berada dibawah RS. Inovasi ini muncul dari gagasan mempermudah, mempercepat, dan meringankan biaya untuk memperoleh darah.

Dijelaskan oleh Fadeli jika terjadi peningkatan grafik pengguna ODO, dari 30 persen menjadi 96 persen. Dibandingkan mandiri yang turun dari 70 persen menjadi 4 persen. Selain itu, terjadi pula peningkatan indeks kepuasan masyarakat (IKM) pada semester 1 tahun 2018 IKM Rumah Sakit Ngimbang mencapai 81,09 dan pada semester 1 tahun 2020 meningkat mencapai 81,50,” jelas Fadeli, Selasa (25/8).

Selain terjadi peningkatan grafik pengguna serta IKM, lanjutnya, rata-rata pendapatan tukang ojek online terus meningkat, yakni dari Rp 829.200 menjadi 2 juta lebih. Resiko darah rusak juga dapat diminamalisir dengan penggunaan jasa ODO, karena penyediaan fasilitas cool box (box simpan sesuai standart) dalam pengiriman.

Di paparkan Fadeli jika ODO tercetus dari beberapa permasalahan seperti tingginya biaya yang dikeluarkan pasien, ketidakpastian pelayanan darah, kondisi geografis rumah sakit (RSUD Ngimbang), dan belum tersedianya BDRS (Bank Darah Rumah Sakit). ODO dianggap mampu memberikan kepastian pelayanan darah dan dapat melayani secara non-stop 24 jam.

Di samping dapat meringankan beban keluarga pasien (tidak perlu repot meninggalkan yang sakit untuk memperoleh darah), juga dapat memberdayakan masyarakat (paguyuban ojek). Adapun alur penggunaan jasa ODO yakni, keluarga pasien menuju nurse station kemudian mengisi form permintaan jasa ODO dan melakukan pembayaran melalui non-tunai (LA Pay) atau tunai. Setelah itu, kasir akan menghubungi ODO. ODO menuju ke LAB (sampel darah) kemudian menuju PMI dan selanjutnya menyerahkan darah ke perawat.

“Inovasi tidak boleh berhenti. ODO ini juga harus dikembangkan dengan aplikasi yang lebih baik, penambahan armada dan layanan antar obat. Mudah-mudahan dari ODO ini pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat dapat segera dirasakan oleh masyarakat,” pungkas Fadeli.[aha,yit]

Tags: