Bahan Baku Air Minum Mengkhawatirkan

5-foto Wlikota air bersih-1-Kar.JPG (1)Kota Mojokerto, Bhirawa
Kondisi bahan baku air minum yang berasal dari air bawah tanah di Kota Mojokerto ternyata mengkhwatirkan. Padahal selama ini mayoritas warga  kota mengkonsumsi air tanah, sementara kondisi air tanah di Kota Mojokerto berdasarkan laporan Dinas Kesehatan 35% mengandung bakteri E.coli.
”Secara bahan baku air tanah di Kota Mojokerto ini kandungan zat besinya sangat tinggi, ini persoalan yang harus kita selesaikan bersama,” ujar Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus, Selasa (4/3) kemarin.
Karena kondisi air tanah seperti itu, wali kota menyambut baik kerjasama  Pemkot Mojokerto dengan IUWASH USAID terkait dengan program air bersih dan sanitasi. ”Kita akan diberikan bimbingan tehnis soal pengelolahan air bersih,” tambah Wali kota.
Ditambahkan wali kota, kondisi debu di Kota Mojokerto juga sudah di atas ambang batas 0,01. Dengan jumlah penduduk yang padat, kondisi perumahan yang padat juga bisa berpengaruh terhadap kualitas air. ”Nantinya PDAM  yang saya tugaskan untuk belajar pengelolahan air bersih dengan USAid,” tandas Kiai Ud, sapaan Wali Kota Mojokerto yang juga da’i ini.
Selama ini Pemkot Mojokerto sudah menjalin kerjasama dengan Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) DAI-USAID. Kedua lembaga ini secara berkala menggelar visioning Workshop Program Air Bersih dan Sanitasi. Usai pertemuan, perwakilan IUWASH Indonesia Purwoko Hadi, mengatakan, berdasarkan pertemuan Presiden Indonesia dan Presiden Amerika, rakyat Amerika membantu rakyat Indonesia untuk bidang air minum dan sanitasi.
”Kami melalui IUWASH ditugaskan dalam 5 tahun agar rakyat Indonesia mendapat pelayanan air bersih sebanyak dua juta orang,’ paparnya.
Purwoko juga mengatakan, bantuan dari pihaknya bersifat pemikiran dan teknis untuk Pemkot Mojokerto. ”Kami mendapat mandat yang cukup tegas yaitu untuk menyehatkan kondisi PDAM Kota Mojokerto dari kondisi sekarang yang sakit. Dan dari penilaian Mendagri, PDAM Kota Mojokerto kinerjanya kurang,” katanya.
Kepala Bappeko Mojokerto, Harlistyati mengatakan, maksud dan tujuan kerja sama untuk membangun kesepahaman dan kesepakatan bagi pemangku kepentingan, dalam rangka peningkatan pelayanan jaringan akses air minum dan sanitasi di Kota Mojokerto. ”Kegiatan ini juga mendorong terjalinnya kerjasama antara pemangku kepentingan khususnya antar SKPD terkait dengan pelayanan air minum dan sanitasi guna peningkatan kualitas service city kepada masyarakat,” paparnya.
Harlis juga berharap dengan kegiatan ini bisa menjadikan program air minum dan sanitasi sebagai program strategis daerah sejalan dengan visi Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral.
”Kegiatan ini juga merupakan embrio lahirnya perogram air minum dan sanitasi yang inovatif, terintergrasi, terpadu dan berkelanjutan, yang bisa menjadi ikon di Kota Mojokerto nantinya,” katanya.
Acara visioning workshop air bersih dan sanitasi diisi presentasi dari IUWASH oleh Laksmi Cahyaniwati selaku Regional Coordinator Jatim dan Purwoko Hadi. Presentasi kondisi existing oleh Kepala Bappeko, dan presentasi kondisi existing air minum kota Mojokerto oleh Direktur PDAM Kota Mojokerto Trisno Nur Palupi. [kar]

Rate this article!
Tags: