Bangun Tenda, Warga Kendalsari Kembali Duduki Tol Mojokerto – Kertosono

Warga Bongkar Jembatan
Sementara itu di Nganjuk, pembangunan tol juga muncul masalah. Selalu diberikan janji kompensasi dan jalan akan diperbaiki oleh pelaksana proyek jalan tol, warga Desa Bungur Kecamatan Sukomoro resah. Habis kesabaran, warga akhirnya membongkar jembatan dan melakukan perbaikan dengan menggunakan dana desa.
Warga yang terkena dampak proyek pembangunan jalan tol trans Jawa terpaksa membongkar jembatan yang merupakan  jalan akses utama Desa Bungur yang dijadikan jalur kendaraan proyek. Aksi tersebut merupakan buntut kekecewaan warga karena tuntutan mereka hingga kini belum dipenuhi pihak pelaksana proyek tol.
Akibat aksi bongkar jembatan itu, kendaraan berat pembawa material tidak bisa lewat jalur utama desa menuju lokasi proyek. Sehingga harus memutar untuk menuju lokasi proyek tol yang berada tepat di utara Dusun Jali.
Kepala Desa Bungur Yatiran (56) mengatakan, dirinya bersama warga menuntut dana kompensasi terkait dampak aktivitas proyek jalan tol terhadap bangunan rumah yang retak, polusi udara, dan polusi suara. Menurutnya, pihak pelaksana proyek belum memberikan uang pembangunan desa kepada masing-masing warga yang dilalui kendaraan berat tersebut.
“Kompensasi gangguan atas dampak proyek tol untuk masing-masing warga hingga saat ini belum ada. Padahal sejumlah bangunan rumah yang berada di sekitar Dusun Jali yang dilewati alat berat mengalami kerusakan. Kerusakannya berupa retak-retak pada tembok, diduga karena getaran kendaraan berat yang melintas setiap hari,” kata Yatiran, Selasa (30/5) kemarin.
Ketua Komisi III DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono yang menemui perwakilan warga Desa Bungur meminta agar masalah yang terjadi akibat pembangunan proyek tol dapat dituntaskan dengan cara dialogis. Aksi menghambat pembangunan tol yang merupakan program nasional tidak dibenarkan.
Namun demikian, warga yang terkena dampak pembangunan proyel tol juga tidak boleh diabaikan. “Ini diperlukan solusi yang saling menguntungkan, karena ini menyangkut hajat orang banyak dan program nasional,” ujar Tatit.
Sementara itu, Adi Sasongko perwakilan pelaksana proyek tol mengaku jika sudah terjadi beberapa kali pembicaraan dengan pihak desa soal kompensasi. Namun pihaknya harus juga berkoordinasi dengan manajemen perusahaan. Soal jembatan yang rusak, pihak pelaksana proyel tol sanggup untuk membangun jembatan. “Pembicaraan soal kompensasi sudah kami lakukan dan kami sudah menyanggupi. Sementara untuk jembatan kami sudah memesan box culvert agar pembangunan jembatan cepat selesai,” papar Adi saat diminta komitmen soal kompensasi terhadap warga. [rur,ris]

Tags: