Bangunan UPT RSBL Pasuruan Memprihatinkan

Kondisi bangunan milik UPT RSBL Pasuruan yang miris dan membutuhkan perbaikan untuk keamanan dan kenyamanan dari ODGJ.

Pemprov, Bhirawa
Sebagian besar bangunan milik Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Laras yang diperuntukan layanan terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) terlihat miris, karena dimakan usia dan kerap terkena dampak banjir.
Terlihat bangunan yang biasanya dipergunakan sebagai asrama ODGJ itu kondisinya lembab, beberapa ruangan asrama dan kamar mandi sudah tidak ada pintunya, plafon yang jebol, hingga atap dari kayu juga nampak ada yang mulai rapuh dimakan usia maupun rayap.
Kepala UPT RSBL Pasuruan, Sukardi mengakui kalau sejak tahun 1992 banyak bangunan yang seharusnya direhabilitasi. Mirisnya bangunan itu juga berpengaruh dengan pelayanan, kenyamanan, dan keamanan dari penghuni UPT tersebut.
“Memang terlihat memprihatinkan, dan bisa membahayakan keselamatan karena plafonnya sudah banyak yang pada rapuh dan jebol. Beberapa kamar mandi juga sudah tidak ada pintunya. Kami juga mengkhawatirkan kondisi para ODGJ ini,” katanya, Selasa (11/8).
Menilik bangunan UPT yang sudah mengkhawatirkan itu, ia berharap agar Pemprov Jatim melalui Bappeda bisa memberikan perhatian khusus. Dikatakannya juga kalau setiap tahun, pihaknya sudah mengajukan untuk rehabilitasi asrama di UPT RSB. Sayangnya anggaran belum mampu untuk merehabilitasi, namun sebatas perawatan saja.
Baiknya, lanjut Sukardi, pada tahun 2021 UPT RSBL akan mendapatkan anggaran yang cukup dari Dinas PU. Bahkan, di APBD 2020 juga telah direncanakan pembangunan salah satu asrama. “Alhamdulillah selama 2 tahun berjalan dari 2019-2020 ini perhatiannya sudah lebih artinya sudah dilirik oleh Pemprov saat kepemimpinan bu Khofifah,” tuturnya.
Kedepan, jika bangunan itu akan direnovasi Dinas PU, maka akan diprioritaskan adalah beberapa asrama yang kondisinya memang cukup parah. Setidaknya ada lima asrama yang selama ini hanya dilakukan perbaikan-perbaikan saja.
Kendati hingga kini hasil dari perbaikan masih belumlah maksimal, karena masih ada beberapa plafon yang jebol karena kebocoran. Setidaknya perlu untuk mengganti plafon maupun kayu atap yang awalnya dari kayu yang bisa rapuh digantikan dengan aluminium.
Sukardi juga mengatakan, selama ini pihaknya bersyukur tidak ada korban akibat rapuhnya plafon yang sudah rapuh. Karena, ia dan jajarannya selalu memantau mana saja yang kondisinya amat sangat parah.
“Alhamdulillah sampai saat ini belum ada karena kita selalu antisipasi kita selalu antisipasi mana-mana bangunan yang sudah kelihatan mau ambruk ya otomatis klien kami kita harus relokasi ke tempat lain,” terangnya
Selain bangunan tersebut dimakan usia dan kondisinya cukup buruk bangunan tersebut kerap kali dilanda banjir bahkan Sukardi mengatakan banjir pernah melanda hingga 80 cm di UPT RSBL. Hal tersebut lantaran air yang turun dari kaki bromo meluap kesungai, sehingga menyebabkan banjir di area tersebut.
Selain pembangunan plafon dan tempat-tempat yang memprihatinkan, pihaknya juga memprioritaskan untuk meninggikan bangunan tersebut sehingga UPT RSBL Pasuruan tidak lagi banjir. [rac]

Tags: