Banjir di Nganjuk Genangi Lima Kecamatan

Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi turun ke lapangan meninjau korban rumah roboh dan korban hanyut akibat banjir.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Hujan lebat yang terjadi sejak Sabtu hingga Minggu (1/3) sore membuat sungai Kuncir dan sungai Bodor yang berhulu di Gunung Wilis meluap. Sedikitnya, tiga belas desa di lima kecamatan di Kabupaten Nganjuk pun terkena luapan air dan masuk ke perkampungan.
Data yang dihimpun Bhirawa menyebutkan, di Kecamatan Nganjuk, air bah menggenangi sebagian rumah warga di Kelurahan Ganungkidul. Kemudian, di Kecamatan Pace, total ada lima desa yang terkena banjir. Mulai Desa Joho jalan raya Nganjuk-Kediri tergenang banjir. Desa Batembat, Desa Jetis, Desa Gemenggeng dan Desa Banaran menggenangi jalan desa dan pemukiman.
Di Kecamatan Berbek, banjir menggenangi Dusun Bulu Desa Bulu, Dusun Bringkil Desa Grojogan, Dusun Sembung Desa Sumberurip, Dusun Bujel Desa Sendangbumen dan Dusun Pacarkulon Desa Sonopatik.
Sementara Kecamatan Bagor banjir terjadi di Dusun Wadekan dan Dusun Rowodoro Desa Sekarputih. Dusun Teleng dan Dusun Plandean Desa Girirejo. Sedangkan Kecamatan Sukomoro banjir terjadi di Dusun Santren, Jatirejo, Karangrejo Kelurahan Kapas.
Wakil Bupati (Wabup) Nganjuk, Marhaen Djumadi turun ke lapangan. Marhaen mengecek sejumlah lokasi banjir, mulai dari Kecamatan Berbek hingga Kecamatan Loceret. Marhaen mengunjungi korban banjir yang rumahnay roboh di Desa Bulu dan menyaksikan langsung proses pencarian santri yang hanyut di sungai Desa Mangunsari.
Marhaen mengakui, bencana banjir yang terjadi di Nganjuk kemarin adalah yang paling parah. Meski demikian, dia bersyukur air bah yang datang dini hari itu cepat surut. “Hanya di beberapa lokasi saja yang masih tergenang,” urai Marhaen yang sangat getol turun ke bawah menyaksikan langsung dinamika masyarakat Nganjuk.
Diakui Marhaen, selama dua hari terakhir curah hujan relatif tinggi di wilayah hulu di Gunung Wilis lebih dari 3 jam setiap harinya. Sehingga beberapa sungai tidak dapat menampung debit air yang tinggi sehingga melebihi kapasitas sungai dan meluber hingga ke pemukiman.
Sementara kepala BPBD Nganjuk Ir.Soekonjono menambahkan ketinggian rata-rata banjir kaliini mencapapai 10 sm hingga 50 cm. “Rata-rata ketinggian air antara 10 cm hingga 50 cm,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Ir Soekonjono.
Soekonjono juga mengatakan akibat banjir merobohkan rumah Sari (79) di Desa Bulu Kecamatan Berbek. Selain itu satu orang juga dilaporkan hanyut di sungai Desa Ngepeh Kecamatan Loceret. Korban hanyut bernama Abdul Rouf (19) salah satu santri di Ponpes Mojosari Desa Ngepeh asal Tangerang Jawa Barat. Hingga saat ini korban tenggelam masih dalam pencarian.
Terkait tentang kerusakan infrastruktur, Soekonjono menyebutkan jika pihaknya masih menunggu laporan dari desa. Dia berharap pemerintah desa dan kecamatan bisa segera mengajukan surat ke BPBD Nganjuk.
“Kami sudah melakukan assessment. Tetapi, sesuai prosedur kami tetap menunggu surat dari pihak desa atapun kecamatan,” terangnya.(ris)

Tags: