Baru Dua Bulan diresmikan, Taman Kota Memprihatinkan

Sejumlah huruf yang menempel untuk kata TAMAN Benteng PANCASILA kini tak lagi utuh.n kariyadi/bhirawa

Sejumlah huruf yang menempel untuk kata TAMAN Benteng PANCASILA kini tak lagi utuh.n kariyadi/bhirawa

Kota Mojokerto, Bhirawa
Kondisi Taman Kota di Kota Mojokerto sangat memprihtinkan. Padahal taman yang berada di Jl Benteng Pancasila baru dua bulan lalu diresmikan dan menelan anggaran hampir Rp1 miliar. Taman Kota ini sebelumnya dikeluhkan karena gersang dan tak ada tempat sampah, kini taman yang baru tuntas dikerjakan Desember 2013 itu tak lagi menunjukkan sebagai ikon taman kota. Huruf yang terpasang membentuk kata Taman Benteng Pancasila kini mulai banyak yang lepas.
Satu per satu, huruf pada nama taman kota itu terlepas. Mulai dati kata Taman yang tinggal menyisakan huruf T. Begitu juga kata Benteng dan Pancasila yang tinggal menyisakan satu sampai dua huruf. Tidak saja mengganggu, tapi tampilan huruf yang membentuk nama taman yang tak lagi utuh itu menjadi cibiran warga kota.
”Huruf di papan nama taman itu terbuat dari besi atau gabus. Alangkah indahnya jika taman kota ini sempurna dari penampilan dan kerindangan. Selama ini sudah gersang dan kumuh, sekarang tulisan tamannya lenyap,” kata Ridwan, salah satu pengunjung taman asal Kel Meri, Kec Magersari, Kota Mojokerto, Senin (17/3) kemarin.
Taman Benteng Pancasila yang berlokasi di Jl Benteng Pancasila (Benpas) adalah taman baru. Semula lokasi ini adalah areal persawahan seluas hampir 1 hektare. Bersamaan dengan akses di jalan ini yang makin ramai dibuatlah ruang terbuka hijau dengan nama Taman Benteng Pancasila. Proyek pembuatan taman ini menelan anggaran Rp928 juta dari APBD 2013.
Sebelumnya, kalangan DPRD Kota Mojokerto  menilai bahwa taman baru dengan anggaran miliaran rupiah dibangun tanpa konsep. Taman Benpas tuntas dikerjakan Desember 2013. Selain gersang, tak ada fasilitas layaknya taman kota. Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengakui, taman itu tak layak jadi ikon kota. Sebab gersang dan tak indah.
”Kondisinya sama sekali tak mencerminkan taman kota. Selain kumuh, tulisannya juga sudah banyak yang protol,” kecam Drajat Stariadji, anggota DPRD kota Mojokerto.
Anggota DPRD asal PKPI ini mengeluhkan model perencanaan yang dilakukan Pemkot Mojokerto. Anggaran miliran yang dikeluarkan, menurutnya tak sebanding dengan hasil serta manfaat bagi masyarakat Kota Mojokerto. ”Perencanaan pembangunan taman kota seakan asal-asalan. Azas manfaatnya bagi masyarakat sangat kecil,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan Bhirawa di lapangan memang terlihat kondisi taman yang kurang layak. Tumpukan sampah terlihat di hampir setiap sudut. Tanaman yang ada, hampir tidak berkembang dan terkesan tidak terawat. [kar]

Tags: