Bekali Warga 3 Desa Kota Batu dengan Kemampuan Tanggap Bencana

Warga Kelurahan Temas saat mengikuti Pelatihan Tanggap Bencana beberapa waktu lalu.

Kota Batu, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu memberi fokus perhatian kepada 3 Desa/ Kelurahan yang memiliki potensi bencana alam tinggi. Karena itu BPBD membekali warga di ketiga wilayah ini dengan pelatihan dan edukasi tanggap bencana. Ketiga wilayah ini adalah Kelurahan Temas, Desa Junrejo dan Desa Sumberejo.
Diketahui, sebagai kota dengan topografi berbukit, Batu memiliki potensi bencana alam tinggi untuk bencana tanah longsor maupun tanah ambles. Apalagi di beberapa titik juga merupakan bekas kawasan tambang pasir dan tanah. Dengan latar belakang ini, BPBD Batu melakukan langkah antisipasi berupa pencegahan sejak dini.
“Salah satunya dengan melakukan pelatihan dan edukasi desa Tanggap Bencana, seperti yang telah dilakukan di 3 Desa/ Kelurahan dengan tingkat kerawanan bencana paling tinggi,”ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Batu, Gatot Noegroho, Rabu (9/10).
Ia menjelaskan bahwa dari catatan BPBD diketahui bahwa ketiga Desa/ Kelurahan (Temas, Junrejo dan Sumberejo) memang sering terjadi longsor dan banjir serta tanah ambles. Namun untuk persoalan tanah amblas upaya pencegahan dari BPBD Kota Batu masih terus melakukan kajian dan analisa. Dari catatan dua tahun terakhir (2017-2018), tercatat ada lima kasus tanah ambles. Dan Kelurahan Sisir masih menjadi langganan fenomena yang kerap terjadi saat hujan deras tersebut.
“Kelurahan sisir, itu kan karena dulunya bekas galian C pasir dan tanah. Masih belum ada solusi, karena titik galian tanah saat itu masih belum diketahui. Kalau pun harus merubuhkan rumah warga, butuh biaya pengganti yang besar,” papar Gatot.
Kendala yang menjadi persoalan berlarut-larut, pihak BPBD masih belum mendapatkan peta galian yang diperkirakan sudah terjadi sejak sebelum Kota Batu berdiri. Kemudian data perizinan juga masih belum bisa diakses, di titik mana saja galian pada saat itu masih belum diketahui. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin jika musim hujan mendatang bakal ada lagi fenomena tanah ambles.
Diketahui, dari rekap kejadian tahun lalu, total ada 27 kejadian selama 2018. Berikutnya ada 25 kejadian angin kencang dan 14 kasus kebakaran hutan. Selain itu ada dua kasus tanah ambles dan dua kasus puting beliung.(nas)

Tags: