Belanda Tertarik Jalin Kerjasama Infrastruktur dengan Surabaya

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Negeri Belanda rupanya tertarik bekerjasama dengan kota Surabaya dalam bidang infrastruktur dan lingkungan hidup. Keseriusan Belanda tersebut ditunjukkan dengan kedatangan Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Belanda yang akan berkunjung ke Surabaya pada 3-4 April mendatang.
Rencana itu disampaikan Atase Ekonomi Kedutaan Besar (kedubes) Belanda, Nathalie Lintvelt saat menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di balai kota, Rabu (12/3) kemarin.
Momen kunjungan menteri tersebut sekaligus membuka peluang kerjasama Surabaya dengan Belanda, utamanya di bidang infrastruktur kota.
Lintvelt yang datang bersama Sekretaris Kedubes Belanda, Peter de Vries, mengatakan, Pemerintah Kerajaan Belanda sangat tertarik berbagi pengetahuan tentang infrastruktur dan lingkungan hidup.
Harapannya, dari kunjungan menteri, pihaknya dapat mengetahui secara langsung kondisi Kota Pahlawan. Termasuk, kemungkinan penjajagan kerjasama kedua pihak.
Sementara de Vries mencoba menggali lebih dalam kebutuhan Kota Surabaya. Dia menanyakan lima isu utama yang sifatnya sangat urgent sehingga nantinya dapat dibantu dalam bentuk kerjasama.
”Model yang biasa diterapkan yakni memberikan asistensi teknis dan masukan serta sharing pengetahunan. Dengan begitu, diharapkan dapat tercapai suatu solusi dalam pembangunan kota,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Tri Rismaharini menyatakan, isu yang paling mendesak tidak jauh dari masalah pengelolaan air, pembangunan inftrastruktur, saluran, penanggulangan banjir, dan konservasi mangrove untuk pencegahan abrasi.
Salah satu yang dibahas Risma yakni soal saluran bawah tanah. Kota Surabaya memang masih kental dengan sentuhan Belanda. Maklum saja, saat era kolonial, Belanda membangun banyak fasilitas mulai dari gedung-gedung, jalan, jembatan, hingga gorong-gorong.
Sebagian besar diantaranya masih ada hingga sekarang. Bahkan, saat ini Pemkot mencoba mengoptimalisasi kembali gorong-gorong peninggalan zaman Belanda. Menurut Risma, sistem saluran bawah tanah yang sudah berusia puluhan tahun itu terbukti mampu mengatasi problem banjir. Di sejumlah kawasan, intensitas banjir sudah jauh berkurang karena air hujan mengalir dengan lancar.
Namun sayangnya, menurut Risma Pemkot belum mempunyai peta jaringan saluran bawah tanah secara lengkap. ”Kami kesulitan mengidentifikasi karena memang usianya sudah lama sekali, tapi kami akan tetap coba maksimalkan saluran tersebut,” katanya. [dre]

Tags: