Berduaan di Puncak Semeru

Prati Kusdijani SSos

Prati Kusdijani SSos

Banyak cara orang mencari kepuasan batin dalam rangka mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Ada yang tekun beribadah di masjid, musala, mengaji, sodakoh, berbaik budi kepada sesame. Di samping itu ada lagi yang berusaha dengan  mendekat diri kepada alam.
Seperti yang dilakukan Camat Wonoayu Sidoarjo Prati Kusdijani SSos. Dia memilih berjuang mendaki ke puncak Gunung Semeru hanya berduaan bersama suaminya, Iwan Anwari. Mendekatkan diri dengan alam yang masih natural, membuat hati dan pikirannya lebih tenang.  “Camping adalah hidup dalam keterbatasan, membuat saya bisa bersyukur saat bisa kembali ke alam bebas. Selain itu, obsesi kami pingin foto keluarga di Puncak Semeru,” katanya belum lama ini.
PNS kelahiran Jember 25 Mei 1969 ini menceritakan,  mulai mendaki pada 26 Mei, rutenya Lumajang-Senduro-Ranupane. Selanjutnya melakukan penyesuaian dengan lingkungan  Ranupani di rumah penduduk. Start pulang 29 Mei siang rute Ranupani-Bromo-Tongas.  Dia melakukan pendakian ini untuk merayakan ultah. “Untuk menebus rasa bersalah. Akhir 2012 kami gagal mendaki puncak Gunung Semeru,  hanya sampai di Ranu Kumbolo karena kondisi fisik dan perlengkapan kurang memadai,” jelas Prati yang mempunyai cita-cita sejak kecil jadi Polwan, namun terdampar di PNS.
Menurutnya medan pendakian kali ini cukup berat. Ketinggiannya sekitar 976 meter, dengan sudut kemiringan sekitar 45 derajat. Kondisi jalan pasir bercampur dengan batu dan kerikil, ada kalanya dilalui dengan cara merangkak mulai pukul 02.00 hingga 08.30. ” Selama perjalanan kami banyak hambatan. Saat naik mlorot begitu seterusnya, makanya  lama sekali nggak nyampai.  Perjuangan sesulit itu, ternyata waktu sampai di puncak kami tidak tinggal lama, hanya sekitar 15 menit,” ujar lulusan APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri) Malang ini.
Berbeda dengan berangkatnya, perjalanan pulang kembali lewat savana Bromo hanya ditempuh sekitar setengah jam. Karena perjalanan kembali nyaris tak ada hambatan.  Waktu menginap di rumah penduduk, ada cerita yang sangat mengharukan. Tuan rumah mempunyai anak yang masih duduk kelas 3 SDN Ranupani. Ternyata, masuk sekolahnya tidak tiap hari, tergantung gurunya datangnya kapan. Rumah gurunya di Desa Senduro, untuk ke Ranupani jalan satu-satunya lewat hutan dengan menempuh perjalanan 1,5 jam. “Betul-betul merasa iba kalau dibandingkan kondisi kita di Sidoarjo,” terangnya.
Ada filosofi yang ingin dia dapatkan dari ekspedisi  Semeru kali ini. Perjalanan ke puncak Gunung Semeru sangat berat. Namun dengan perjuangan dan doa, akhirnya  bisa sampai ke puncak juga. Ini juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Banyak kendala, hambatan, kesulitan, tapi dengan perjuangan dan doa, Insyallah kesulitan itu bisa diatasi. “Bagi saya kepuasan batin bukan hal sepele, saya merasa puas bila telah berusaha sungguh-sungguh melaluinya dan percaya kepada yang Maha Bijaksana,” doa mantan Sekcam Taman ini. [ach]

Rate this article!
Berduaan di Puncak Semeru,5 / 5 ( 1votes )
Tags: