Beri Apresiasi Tenaga Pendidik Berprestasi dan Berdedikasi

11-seleksi-pendidikDindik Jatim, Bhirawa
Fungsi tenaga pendidik dan kependidikan dinilai sangat strategis dalam memuluskan usaha peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Hal ini selanjutnya oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim diekspresikan dengan memberi apresiasi terhadap tenaga pendidik dan kependidikan yang berprestasi serta berdedikasi dalam melaksanakan kerja-kerjanya.
Sebanyak 451 tanaga pendidik dan tenaga kependidikan yang terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan tutor pendidikan kesetaraan ikut serta dalam ajang yang melibatkan 38 kabupaten/kota tersebut.
Kepala Dindik Jatim, Dr Harun MSi mengungkapkan, para tenaga pendidik dan kependidikan ini akan diseleksi untuk dicari siapa yang terbaik. Substansinya bukan untuk mencari siapa pemenang dan siapa yang kalah, tetapi ini merupakan langkah yang dilakukan untuk mengangkat mutu pendidikan.
Guru yang datang menjadi peserta seleksi ini, menurutnya adalah guru pilihan. Sebab, mereka telah diseleksi mulai tingkat sekolah dan kabupaten/kota.
“Ada lima kompetensi yang dijadikan sebagai indikator penilaian. Diantaranya ialah, pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan kinerja yang melampaui standar yang ditetapkan,” tutur Harun saat membukan Seleksi Pendidik dan Kependidikan Tingkat Provinsi Jatim di Hotel Purnama, Batu, Senin (9/6) sore.
Lebih lanjut Harun menuturkan, dengan seleksi ini tenaga pendidik akan muncul dorongan dalam hal motivasi, dedikasi dan loyalitas terhadap pendidikan. Tidak berhenti di level provinsi, mereka yang lolos seleksi di tingkat ini, akan beradu kembali di tingkat nasional.
“Guru-guru yang juara akan hadir dalam upacara bendera 17 Agustus di istana negara. Ini adalah penghargaan negara mengingat jasa-jasa guru yang begitu besar,” kata Harun.
Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Jatim, Gatot Gunarso SH MHum menambahkan, ada enam kategori dari tiap seleksi yang dilakukan. Diantaranya ialah guru berprestasi, kepala sekolah berprestasi, pengawas sekolah berprestasi, tenaga pendidik dan kependidikan berdedikasi, lomba kreativitas guru dan tutor kesetaraan paket C berprestasi.
Lebih lanjut dia mengatakan, para peserta yang ikut dalam seleksi ini akan dites secara psikologis, tes tulis dan penilaian portofolio. Dalam tes tulis ini, akan dinilai terkait lima kompetensi tadi. Sementara penilaian portofolio, juri akan menimbang prestasi-prestasi baik guru maupun sekolah selama minimal 8 tahun terakhir.
“Delapan tahun ini adalah tempo yang ideal untuk mengukur prestasi dan loyalitas guru selama mendidik,” tutur Gatot.
Bagaimana dengan guru yang sering dimutasi? Gatot berpendapat, mutasi guru tentu ada penyebabnya. Misalnya pemerataan guru atau penyebab lainnya. Namun yang terpenting dalam seleksi ini bukan hanya masa kerja, melainkan prestasi apa yang diraih selama mengajar.
“Delapan tahun itu persyaratan administratif. Tetapi lama masa kerja juga bisa menjadi indikator untuk mengukur inovasi guru atas dasar teori dan pengalaman,” ungkap dia.
Disamping portofolio, lanjut Gatot, guru juga akan diminta mempresentasikan best practice selama mengajar di sekolah. Best practice ini merupakan upaya guru dalam membuat inovasi saat proses belajar mengajar di kelas. Bukan sekadar inovasi tentunya. Sebab, inovasi yang tidak terukur hasilnya terhadap perkembangan anak didik juga sia-sia saja.
“Karena itu, kita juga mengundang pakar pendidikan dari perguruan tinggi untuk mengukur sejauh mana teori dan inovasi guru itu berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasubdit Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Kemendikbud, Prasetyo Triatmodjo mengatakan, kegiatan ini pernah mengalami stagnasi pada tahun 1996 hingga 2006. Saat itu istilahnya masih guru teladan. Namun, pada 2006 mulai digelar kembali guru berprestasi dan berdedikasi.
Prasetyo menjelaskan, pemerintah melihat betapa dedikasi dan loyalitas guru dalam memberi kemajuan di dunia pendidikan tanah air cukup besar. Sehingga, kegiatan ini kembali digelar.
“Kegiatan tahunan yang diagendakan oleh kementerian ini cukup memberikan dampak luas. Apalagi membawa nama lembaga, daerah, serta nama diri pribadi guru,” katanya.
Dia pun mengaku senang dapat melihat guru-guru mengikuti kegiatan seleksi pendidik dan tenaga kependidikan berprestasi dan berdedikasi tingkat Jatim ini. “Kami berharap penilaiannya berlangsung objektif, sesuai dengan karya masing-masing guru,” tutur dia.

Dr Harun MSi
Kepala Dindik Jatim
Menjadikan Guru Sebagai Sosok Panutan
Tugas guru pada prinsipnya tidak hanya mengajar di kelas lalu pulang setelah jam mengajar habis. Begitu juga kepala sekolah, tidak hanya duduk di meja melihat semua proses telah berjalan sesuai aturan. Terlepas dari pemahaman yang dangkal itu, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah adalah sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.
“Karena itu, tenaga pendidik dan kependidikan tidak hanya memiliki kemampuan teknis edukatif. Tetapi juga harus memiliki kepribadian yang dapat diandalkan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr Harun MSi.
Menurut Harun, kedudukan dan peran pendidik dan tenaga kependidikan semakin penting dalam pembangunan nasional. Sebab, tugas mereka adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi zaman. “Sudah sepatutnya, bagi guru yang berprestasi luar biasa atau ditugaskan di daerah khusus mendapat suatu penghargaan,” ungkap Harun.

Gatot Gunarso SH MHum
Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Jatim
Seleksi Berjenjang Tentukan Guru Berprestasi
Seleksi tenaga pendidik dan kependidikan berprestasi dan berdedikasi di level Jatim pada dasarnya adalah seleksi yang hampir pamungkas sebelum tampil di level nasional. Sebelumnya, seleksi yang sama ketatnya telah berlangsung mulai tingkat lembaga, kecamatan, kabupaten/kota hingga tingkat provinsi.
“Ini bisa diartikan sebagai kompetisi berjenjang untuk mengurai kemampuan dan inovasi guru. Namun selebihnya, ada nilai pembelajaran yang dapat digali oleh guru dan kepala sekolah dengan saling bertukar pengalaman,” ungkap dia.
Dari kompetisi ini, kualitas guru-guru di Jatim juga akan terlihat. “Akan terlihat sejauh mana guru kita menguasai teknologi sebagai sarana tradisi berprestasi,” kata dia.

Kata Mereka
Krisna Herlambang
Kinerja 8 Tahun dalam Satu Portofolio
Tidak semua tenaga pendidik dan kependidikan dapat ikut dalam seleksi ini. Hanya mereka yang telah memenuhi masa kerja sesuai yang telah ditentukan. Diantaranya guru dengan masa kerja minimal 8 tahun mengajar, pengawas sekolah dan kepala sekolah minimal 2 tahun.
Anggota Dewan Juri seleksi tenaga pendidik dan kependidikan Krisna Herlambang mengatakan, selama masa kerja itu para guru, kasek, maupun pengawas diminta untuk mendokumentasikan prestasinya dalam sebuah portofolio. “Kalau masa kerjanya sudah 10 tahun, portofolionya juga harus 10 tahun. Itu akan memiliki nilai plus. Jadi jangan heran kalau portofolionya tebal-tebal,” kata Krisna.

Sarmini
Inovasi By Experience – By Theory
Masa kerja tenaga pendidik dan kependidikan pada dasarnya tidak dapat dijadikan satu-satunya indikator guru disebut berprestasi. Anggota Dewan Juri dari Universitas Negeri Surabaya Sarmini mengatakan, guru yang baru saja terjun di dunia pendidikan lalu menyelenggarakan proses belajar mengajar belum tentu tidak memiliki inovasi. Mereka yang fresh graduate kadang lebih semangat untuk membuat inovasi-inovasi dalam mendidik. Tentunya inovasi yang dibuat adalah by theory sesuai yang mereka dapat dari bangku kuliah.
“Karena itu, guru yang sudah berpengalaman diukur dari masa kerjanya selama 8 tahun semestinya bisa mengaktualisasikan inovasinya by experience juga by theory,” tutur perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unesa.

Ratna Sari Dewi
Optimis Juara dengan Pohon Kabari
Satu karya menarik disuguhkan oleh guru TK Negeri Pembina Kabupaten Pacitan, Ratna Sari Dewi. Untuk membangkitkan motivasi bercerita, berbahasa dan komunikasi anak, Ratna membuat inovasi berupa pohon kabari, artinya adalah pohon kartu gambar berseri.
Dalam pohon tersebut, ditampilkan gambar berseri dan anak dipancing untuk menceritakan pengalamannya atau imajinasinya mengenai gambar yang tertera. Sejauh ini, cara untuk merangsang minat bercerita anak adalah menggunakan media majalah bergambar. Awalnya mereka diminta untuk mewarnai lalu menceritakannya. Sayangnya, media ini ternyata membuat anak cepat bosan.
“Ya optimis lah…. Ini baru pertama kalinya. Saya yakin ini akan sangat menarik khususnya bagi anak didik TK dan seusianya,” yakin dia.

Magiyono, MPd
Fokus Bentuk Jiwa Enterpreneur Siswa
Best practice yang dirancang perwakilan Kabupaten Banyuwangi yakni Kepala SMKN Kalibaru Magiyono cukup bisa diacungi jempol. Dirinya mengaku siap menyisihkan para pesaingnya dengan program entrepreneur yang telah dia lakukan selama ini di sekolah.
Bukan sekadar program kewirausahaan, Magiyono bahkan telah menggandeng sejumlah pengusaha ritel dan pengolahan susu di daerahnya. Itu dilakukan untuk membangun minat dan memperluas jejaring siswa dalam dunia usaha dan dunia industri. “Di sekolah, para siswa itu kita ajak ke peternakan. Kita ajari mereka memerah susu juga langsung di lokasi,” tuturnya. [tam]

Tags: