Bersama KPPL, Wakil Bupati Nganjuk Gairahkan Ekonomi Kerakyatan

Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi bersama anggota KPPL dengan kearifan lokal untuk meningkatkan daya saing produk lokal.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Menggerakkan perekonomian masyarakat, kini menjadi skala prioritas Pemkab Nganjuk ditengah pandemi covid 19. Komunitas pengembang pangan lokal ( KPPL ) dengan produk olahannya, menjadi salah satu komponen ekonomi rakyat yang kini didorong untuk dapat maju dan berkembang.

Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi saat bersama anggota KPPL mengatakan ekonomi kerakyatan perlu dihidupkan kembali untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang telah menggempur ekonomi dunia termasuk Indonesia. Pasalnya, aset terbesar yang dimiliki Indonesia adalah rakyat.

Menurut Marhaen Djumadi, ditengah kondisi pandemik Covid-19 seperti saat ini, rakyat harus menjadi kekuatan dalam menggerakkan ekonomi. Pemerintah harus memobilisasi modal untuk terciptanya pergerakan ekonomi secara massif. “Aset kita yang paling besar adalah rakyat. Filosofi tentang ekonomi kerakyatan harus terus hidup,” ujar Marhaen Djumadi.

Marhaen Djumadi mencontohkan kegiatan KPPL Kecamatan Tanjung Anom yang berusaha mengembangkan dan memberdayakan komoditas lokal menjadi produk modern. Sehingga akan memiliki daya jual dan daya saing tinggi saat dipasarkan.

Seperti produk pie susu herbal dari KPPL dengan tiga varian rasa, yaitu pie dengan isi vla susu ekstrak pandan, jahe, serei. Kemudian, pie dengan isi vla susu bunga rosela dan terakhir pie dengan isi vla susu jahe dan bunga telang.

erpaduan susu dan ramuan herbal ini diharapkan bisa meningkatkan daya tahan tubuh & meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh. Karena olahan dari KPPL ini kandungan gizi dan komponen bioaktif dari bahan-bahan herbal. “Dengan kultur dan kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Nganjuk, akan menjadi kekuatan dalam rangka menggerakkan roda ekonomi lokal,” tandas Marhaen Djumadi.

Aset Kabupaten Nganjuk yang paling besar adalah rakyat dan menurut saya Kabupaten Nganjuk telah membangun peta ekonomi kerakyatan dengan klaster-klaster perekonomian rakyat di tingat pedesaan. Dimana saat ini di desa sudah mulai bermunculan klaster-klaster ekonomi kerakyatan yang dibangun oleh rakyat di pedesaan.

Sementara saat ini, pandemi Covid-19 mengakibatkan terpuruknya sektor perekonomian mulai dari bisnis besar hingga perekonomian rakyat. “Krisis akibat pandemi covid-19 benar-benar menghabiskan hampir semua sektor. Ini menjadi masalah yang besar, baik pemerintah hingga masyarakat,” ungkap Marhaen Djumadi.

Untuk itu dikatakan Marhaen Djumadi, saat ini merupakan saat yang tepat bagaimana mengutamakan kebersamaan di tingkat lokal seperti masyarakat dan pemangku kepentingan. Cara ini bisa dilakukan untuk mengembangkan berbagai kerjasama guna meningkatkan kualitas hidup bersama di tengah situasi pandemi Covid-19. “Pada tatanan pemangku kepentingan seperti pemerintah, pebisnis, lembaga sosial masyarakat, hingga perguruan tinggi harus saling mendukung berbagai gerakan atau kegiatan bersama untuk kembali membangkitkan sektor perekonomian,” tutup Marhaen Djumadi.(ris)

Tags: