Bersih-bersih Pantai Kenjeran Masuk Program MPLS SMAN di Surabaya

Gotong royong MPLS siswa baru dalam memungut sampah di Pantai Kenjeran Surabaya, Kamis (18/7/2019). [Gegeh Bagus Setiadi]

Tanamkan Kecintaan Lingkungan dan Tumbuhkan Handarbeni Kepada Masyarakat
Surabaya, Bhirawa
“Ayo kita ambil sampah-sampah yang ada di bibir Pantai Kenjeran,” begitulah ajakan salah satu guru yang mengenakan setelan baju olahraga dihadapan ratusan siswa baru, Kamis (18/7) kemarin.
Sontak, siswa-siswi yang mengikuti rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru ini menyebar di segala penjuru ikon Kota Pahlawan ini.
Tepat pukul 06.00 pantai yang terletak di ujung timur Surabaya dipadati siswa baru dari SMA Negeri 3, SMA Negeri 7, SMA Negeri 8, SMA Negeri 19 dan SMA Terbuka Surabaya. Terik matahari yang baru saja terbit tak membuat ratusan siswa loyo. Mereka tampak antusias membawa kantong plastik warna hitam berukuran besar. Satu persatu sampah yang kasat mata pun dipungut.
Mulai dari bibir pantai hingga taman Suroboyo tak luput dari sorotan siswa-siswi dalam mengumpulkan sampah. Para guru dan Osis juga turut memungut sampah demi kebersihan lingkungan, maritim dan juga bahari yang saat ini sedang digalakkan. Tak tanggung-tanggung, dalam hitungan jam saja kantong pun tampak dipenuhi sampah.
Kepala Sekolah SMAN 19 Surabaya, Drs Moh Zainuri, M.Si menjelaskan kegiatan ini agar para siswa baru bisa menambah rasa cintanya kepada lingkungan. Bukan hanya dijaga, melainkan juga merawat lingkungan.
“Kami menanamkan kecintaan anak-anak kepada ingkungan, maritim dan juga bahari. Bersih-bersih pantai inilah menjadi salah satu program dalam menumbuhkan rasa cintanya kepada lingkungan sekitar,” katanya.
Zainuri yang juga sebagai Ketua Tim MPLS ini membeberkan selain bersih-bersih Pantai Kenjeran dan kampung nelayan menggelar bakti sosial. Dimana, bakti sosial ini ditujukan kepada warga kampung legendaris di Kenjeran.
“Jadi, anak-anak juga membawa bingkisan dan makanan untuk dibagikan kepada warga kampung nelayan. Kami memang mengajarkan untuk saling berbagi kepada sesama,” jelasnya.
Pihaknya menceritakan bahwa sampah yang paling banyak didapat adalah sampah rumah tangga. Mulai dari sampah plastik, botol minum hingga pampers (popok bayi). “Saya juga ikut terjun bersama anak-anak. Sampah plastik dan pampers itu banyak sekali,” ungkap Zainuri.
Lalu, kemanakah sampah itu dibuang setelah dipungut, Zainuri sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya untuk turut membantu mengangkut sampah. “Truk sampah milik Pemkot Surabaya sudah standby di lokasi sekitar Pantai Kenjeran untuk langsung dibawa ke tempat pembuangan sampah (TPS),” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMAN 3 Surabaya, Drs Shohib, MM mengatakan bahwa menumbuhkan rasa cinta lingkungan yang bersih, khususnya pantai adalah penting. Di samping itu juga mengajak seluruh masyarakat di sekitar pantai untuk turut menjaga lingkungan yang bersih.
“Secara tidak langsung, dengan adanya anak-anak yang ramai-ramai memungut sampah di sekitar pantai ini bisa mengedukasi masyarakat agar mau handarbeni (ikut merasa memiliki, red).
Dengan bengitu, lanjut Shohib, masyarakat yang tinggal di kampung nelayan bisa sama-sama untuk saling menjaga lingkungan agar tetap bersih dan asri. “Agar masyarakat juga mau bekerjasama untuk memelihara dan mengawasi kebersihan pantai,” tandasnya. [geh]

Tags: