Bikin Ruwatan Kali Surabaya, Ingatkan Warga dan Industri Jangan Cemari Sungai

24-seberangi-sungaiAktivitas Aktivis Lingkungan Peringati Hari Air Sedunia
Kota Surabaya, Bhirawa
Ratusan aktivis lingkungan dari Konsorsium Lingkungan Hidup, Garda Lingkungan Jatim dan mahasiswa Teknik Lingkungan ITS berkumpul di halaman kantor Perusahaan Umum Jasa Tirta yang berlokasi di Rolak Gunungsari akhir pekan kemarin. Mereka menggelar Ruwatan Kali Surabaya. Ruwatan ini dipandang sangat krusial, karena air surabaya merupakan sumber air PDAM yang dikonsumi jutaan masyarakat di kampung-kampung Surabaya.
Berkumpulnya para aktivis lingkungan  di kantor Perusahaan Umum JasaTirta yang berada di tepi sungai Kali Surabaya ini dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang diperingati setiap 22 Maret ini. Ada serangkaian kegiatan yang dilakukan seperti ruwatan Kali Surabaya, doa bersama, tebar benih ikan, tanam bibit pohon, dan gerebeg (memunguti) sampah sungai menggunakan 30 perahu mesin dan karet.
Di sepanjang Kali Surabaya memang masih kotor. Masih banyak sampah domestik terlihat di aliran Kali Surabaya ini. Misalkan saja, kertas keresek, pampres, hingga kondom. Barang-barang itu ditemukan mengambang di sungai.
Apalagi, di sepanjang Jalan Kebonsari di pinggiran sungai ternyata banyak pencucian kendaraan roda dua. Pemandangan itu sempat membuat miris Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi.
“Kalau seperti ini, nanti saya akan keluarkan imbauan pada kecamatan untuk bisa membersihkan lokasi ini dari pencucian kendaraan yang  jelas-jelas tidak menggunakan IPAL,” katanya sambil geleng kepala.
Diakui Musdiq kalau saat ini kualitas air Kali Surabaya memang belum cukup bagus. Bahkan, kualitas masih di bawah kelas II. “Kami berupaya agar kualitas air membaik, tapi pemerintah saja tak akan bisa melakukan ini sendirian tanpa bantuan dari masyarakat.Semoga kualitas air yang ada saat ini dapat terus membaik. Kalau sekarang kualitas air masih kelas III bisa segera naik  jadi kelas II atau semoga saja bisa jadi kelas I,” harapnya.
Dalam kesempatan ini,  Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup Imam Rochani juga menuturkan kalau peringatan Hari Air Sedunia ini dilakukan melalui aksi nyata untuk menyelamatkan Kali Surabaya dengan tanam pohon, tebar ikan, dan gerebeg sampah.
“Untuk ruwatan dilakukan doa bersama agar masyarakat dan industri diberikan kesadaran tak lagi membuang sampah dan limbah di sungai. Sungai jangan dijadikan tempat sampah. Sungai lebih bermanfaat untuk kehidupan seperti kebutuhan air minum dan air bersih,” kata Imam. \
Ia menjelaskan, melalui ruwatan tersebut, pihaknya sengaja melibatkan aktivis lingkungan dan mahasiswa, seperti ITS, Unair, dan Unesa. “Jangan hanya yang tua-tua saja yang peduli lingkungan. Kami berupaya juga menggandeng generasi muda agar dapat menjadi generasi penerus pelestari lingkungan. khususnya menjaga Kali Surabaya dari sampah dan limbah,” ujarnya.
Dalam kegiatan ruwatan Kali Surabaya ini, juga ada penebaran benih ikan jenis bader dan kutuk.  Benih ikan yang ditebar sebanyak 10 ribu ekor. Sedangkan pohon yang ditanam di bantaran Kali Surabaya adalah jenis mangga sebanyak 100 batang ukuran tinggi 1,5 meter.
Selain itu, dalam upaya mengimbau seluruh masyarakat agar ikut menjaga  lingkungan khususnya di bantaran sungai, maka dalam seremoni ruwatan tersebut juga dibentangkan spanduk raksasa. Spanduk ukuran 15×10 meter yang dipasang di pintu air Gunung Sari tersebut bertuliskan ‘Kali Surabaya Bukan Tempat Buang Sampah dan Limbah’.
Tak hanya lewat spanduk, selama kegiatan gerebeg sampah ratusan peserta juga menyampaikan orasi lingkungan dengan pengeras suara dari atas perahu tentang imbauan tak membuang dan mencemari Kali Surabaya.
Dalam orasi itu dijelaskan jika air Kali Surabaya merupakan bahan baku air minum warga Kota Suarabaya sehingga perlu dijaga kondisi dan kelestariannya.  Ratusan warga bantaran pun tampak antusias menyaksikan dan menerima imbauan dengan baik.
“Warga memang sering buang sampah di sungai karena dianggap praktis, tapi saya akan berupaya minimal untuk diri saya sendiri tak lagi melakukan itu. Kegiatan seperti ini (Ruwatan Kali Surabaya) cukup bagus dan saya sangat setuju atas imbauannya,” kata Nur Hasan, warga Kebonsari Surabaya.
Bahkan, Wiryawan Indra salah satu warga Karah yang kebetulan melintasi jalan sepanjang Kali Surabaya sempat berhenti melihat aksi yang dilakukan aktivis lingkungan. “Semoga saja tidak berhenti di sini saja aktivitas seperti itu. Memang masyarakat itu perlu diberikan pemahaman terus menerus. Sebab, seringkali mereka juga lupa untuk menjaga lingkungan,” katanya.
Dalam serangkaian kegiatan Ruwatan Kali Surabaya juga digelar lomba menggambar dan mewarnai untuk siswa SD se-Surabaya. Lomba yang digelar di Rolak Outbound Kids Surabaya  diikuti 90 peserta dan mengambil tema khusus peringatan Hari Air Sedunia. [rac]

Tags: