BKKBN Jatim Gandeng Cak Nun Sosialisasikan Program KKBPK

Surabaya, Bhirawa
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mensosialisasikan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Salah satunya mengandeng tokoh masyarakat yang mempunyai banyak jamaah baik di usia dewasa maupun usia remaja.
Hal itulah yang dilakukan oleh, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur yang menggandeng Muhammad Ainun Nadjib atau lebih dikenal dengan Emha Ainun Nadjib dan Kyai Kanjeng.
Bertempat di lapangan Kodam V Brawijaya Surabaya, Cak Nun dan Kyai Kanjeng, jutaan jamaah memadati lapangan yang tampak basah karena habis diguyur hujan sesaat sebelum acara dimulai.
Direktur Bina Hubungan antar Lembaga BKKBN Pusat, Ary Goedadi mengungkapkan kerjasama yang dilakukan oleh BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Timur dengan Cak Nun untuk mensosialisasikan program KKBPK ini sangat inovatif dan patur untuk diancungi jempol. Sebab, Cak Nun ini mempunyai gaya bahasa yang khas saat bertausiyah dan Cak Nun ini mempunyai jutaan jamaah yang akan selalu datang kemana saja Cak Nun dan Kyai Kanjeng ini mengadakan acara.
“Program Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng ini bisa dijadikan pilot projek dan nantinya bisa diperluas untuk sosialisasi program KKBPK tidak hanya di Jawa Timur saja tetapi di seluruh Indonesia,” kata Ary ditemui sela-sela persiapan acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng dengan tema “Advokasi Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Berbasis Agama”, Lapangan Kodam V Brawijaya Surabaya, Jumat (30/11) lalu.
Diharapkan dengan gaya bahasa Cak Nun yang khas itu, sambung Ary, program-program KKPBK khususnya) program generasi berencana (Genre) mengingat pernikahan usia muda masih banyak terjadi di Jawa Timur.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Yenrizal Makmur menjelaskan GenRe merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan oleh BKKBN dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir dalam pekerjaan, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
“Tujuan GenRe adalah untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, serta sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan menyiapkan kehidupan berkeluarga dalam upaya meningkatkan kualitas generasi mendatang,” katanya.
Melalui kegiatan Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, lanjut Yenrizal, diharapkan sosialisasi program GenRe, terutama menanamkan pemahaman tentang pedewasaan usia perkawinan dan penyiapan kehidupan berkeluarga dapat dilakukan melalui pencegahan Triad KRR, pengenalan dan pengembangan PIK Remaja
Cak Nun juga menjelaskan bahwa berkeluarga adalah tentang belajar membangun kepribadian yang kompatibel dengan peran kita dalam membangun keluarga. Ia menganalogikannya dengan rasa manis sebuah mangga. “Terletak di mana rasa manisnya? Di lidah, apa di mangga?” Dan kompak, jamaah menyambut pertanyaan Cak Nun tersebut bak paduan suara, “Di lidaaah”.
“Karenanya, jika ingin melahirkan keluarga yang berkualitas, yang pertama dibenahi bukanlah yang berada di luar diri, melainkan kepribadian yang ada dalam diri itu sendiri,” jelas Cak Nun.
Ayah dari vokalis grup Letto ini juga mengajak jutaan jamaah yang hadir untuk menyanyikan lagu rek ayo rek mlaku-mlaku nang Tunjungan. Usai menyanyi bersama Cak Nun kembali mengingatkan setiap manusia itu tidak harus paham semua hal. Setiap manusia itu perlu ada hal-hal yang tidak bisa dan tidak paham.
“Sesuatu yang bisa dipahami itu disebut ilmu dan sesuatu yang tidak bisa dipahami itulah yang disebut iman,” ungkapnya.
Misalkan, jelas Cak Nun, dalam kehidupan berumah tangga , seorang istri tidak perlu tahu isi hati suami, istri tidak perlu paham pikiran suami yang penting sebagai istri pasrah dan percaya kepada suaminya. Inilah yang disebut iman, seorang istri beriman kepada Allah yang menyerahkan sepenuhnya kehidupan rumah tangganya kepada Allah. (geh)

Tags: