BMPD Jatim Siap Putihkan Kredit Macet Korban Kelud

Surabaya, Bhirawa
Perbankan Jatim yang tergabung dalam wadah Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jatim sepakat untuk melakukan pemutihan terhadap kredit macet para petani korban erupsi gunung Kelud.
Penegasasn tersebut disaampaikan Ketua BMPD Jatim Dwi Pranoto, yang ditemui disela sela pemberian bantuan BMPD Jatim kepada para korban erupsi Kelud oleh  Gubernur Jatim Soekarwo Jumat (7/3).
Bahkan BMPD Jatim optimis, Mei persoalan perbabkan pada para korban erupsi Kelud ini sudah tuntas semuanya. Kalau melihat dialog yang berlangsung maunya para petani semua yang terkait dengan perbankan bukan hanya diputihka tapi dihapus semuanya,
Dwi menambahkan bahwa para petani yang nantinya sudah membaik maka harus secepatnya pula berlaku normal agar kehiduoannya bisa berjalanseperti sedia kala.
Dalam hal ini menurut Gubernur Jatim, Soekarwo  tidak bisa seperti itu harus melalui proses, artinya kaalu hutang ya tetap dibayar supaya bisa saja ada keringana atau bagaimana yang lebih tahu adalah para pelaku Perbankan. “Dari Pemprov Jatim sendiri kan sudah membantu bibit dan pupuk secara cuma cuma,” tegas Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo.
Sementara itu, H Susiono Ketua KUD Sumber Makmur  Ngantang.menceritakan bahwa apa yang dialami anggotanya pasca erupsi Kelud memang cukup parah, Koperasi yang memiliki 1975 orang karyawan, dengan 9 unit usaha ini, sebelum erupsi mempunya omzet  sebesar Rp 114 M, namun kini sudah ada 1600 karyawan yang terpaksa diliburkan karenanya  dana yang dibutuhkan untuk keperluan ini kurang dari Rp5 M, sementara daerah yang kena dampak mencapai kerugian Rp340 m dengan nilai kredit yang macet mencapai Rp20,1 M.
Untuk kepentingan ini semiua Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  akan menerbitkan ketentuan tentang Perlakuan Khusus terhadap Kredit Bank  di daerah yang terdampak letusan gunung Kelud.
Bencana letusan gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 13 Februari 2014 yang lalu, menimbulkan dampak kerugian yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi termasuk potensi peningkatan kredit non-lancar (NPL) pada industri Perbankan khususnya di beberapa Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kediri, Malang, Blitar, dan Batu.
Tercatat lebih dari 11.000 debitur dengan total kredit mencapai lebih dari Rp300 miliar yang berasal dari 33 BPR/S dan 7 Bank Umum yang beroperasi di wilayah yang terkena dampak bencana letusan tersebut. Mayoritas debitur yang terkena dampak bergerak di sektor pertanian dan peternakan yang berada di lereng Gunung Kelud, demikian ungkap H. Yunnokusumo – Kepala Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan (Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara). [ma]

Tags: