BNPB Nilai Kabupaten Sidoarjo Resiko Tinggi Bencana

Dwijo Prawiro. [alikus/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai kondisi Kab Sidoarjo termasuk dalam wilayah yang punya resiko tinggi terjadi bencana.
Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan pihak BNPB, memberikan angka  sebesar 149,6% untuk resiko bencana di wilayah Sidoarjo.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Sidoarjo, Ir Dwijo Prawiro MT, prosentase angka tersebut termasuk tinggi. Sehingga di Kab Sidoarjo secara rutinharus dilakukan pengukuran indeks ketahanan daerah (IKD), untuk bisa mengurangi resiko bencana daerah yang ada.
“Dari skor IKD yang kita dapat nanti, akan ada rekomendasi, apa-apa yang harus di lakukan di Kab Sidoarjo untuk mencegah dan menurunkan resiko bencana,” kata Dwijo, saat dihubungi Jum at (14/12) kemarin.
Skor IKD tersebut, kata Dwijo, bisa didapat dari kegiatan Forum Grup Discusion (FGD) yang berasal dari OPD-OPD terkait di Kab Sidoarjo.
Didalamnya ada sebanyak 7 indikator untuk bisa mengetahui ketahanan daerah dalam mencegah dan mengurangi resiko bencana.
Diharapkan sampai tahun 2019 mendatang,  resiko bencana di Kab Sidoarjo bisa turun sampai 30 %. Sebagaimana seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kab Sidoarjo.
“Kita semua harus komitmen, sebab penanganan bencana ini telah menjadi urusan wajib di daerah,” kata Dwijo.
Disampaikan Dwijo, jenis resiko bencana yang paling tinggi di wilayah Kab Sidoarjo selama ini adalah terjadinya musibah angin puting beliung.
Bencana ini terjadi hampir rutin tiap tahun. Yang terbaru terjadi di wilayah Kec Tulangan, yang telah menimbukan korban kerusakan pada rumah penduduk sampai empat ratusan lebih.
Terkait penanganan masalah bencana angin puting beliung di Kab Sidoarjo, disampaikan Dwijo, saat ini pihaknya sedang menjalin kerja sama dengan Politeknik ITS untuk merancang sistim peringatan dini terjadinya bencana ini.
“Sistim ini akan dirancang untuk peringatan kapan terjadinya bencana ini, sehingga masyarakat bisa tahu secara dini, selanjutnya bisa siap-siap apa yang harus dilakukan sebelum terjadi bencana,” kata Dwijo.(kus)

Tags: