Bondowoso Bakal Dilalui Tol, Sekda : Perlu Pembahasan yang Matang

Sekretaris Daerah Bondowoso, H Syaifullah, S.E, M.Si. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Sekretaris Daerah H Syaifullah usai mengikuti rapat bersama Dinas PUPR Pemprov Jatim dan terkait lainnya, Selasa (3/6/2020) kemarin membahas tentang pembangunan jalan tol. Dia mengaku, bahwa masih ada persoalan yang harus dibahas dengan matang. Yang mana, bahwa nantinya Bondowoso akan ada jalan tol.

“Nah, ini yang harus kita matangkan. Tadi sudah lapor ke Pak Bupati (Bupati Salwa-Red) keputusan ini kita bukan hanya eksekutif. Kita libatkan masyarakat, termasuk DPRD. Keputusan Kabupaten ini, keputusan bersama,”katanya saat di konfirmasi usai mengikuti rapat di Gedung Graha Paripurna DPRD setempat, Rabu (4/5).

Menurutnya, apabila pembangunan jalan tol ini berjalan, bisa saja Bondowoso ini menjadi kota mati atau kota hidup.

“Makanya exit tolnya dimana, hitungan kemarin kajian Bappeda Provinsi. Wonosari atau Garduatak, untuk mempermudah ke kawah ijen. Ditengah gimana, di barat gimana,”urainya.

Apabila ada warga tetangga seperti Situbondo langsung ke Garduatak. Sekda menyampaikan bahwa di daerah Klabang Bondowoso ada wisata kuliner soto babat yang mana pelanggan setiap hari mencapai ratusan orang.

“Di Klabang itu ada soto babat enak, setiap hari sekitar 100-200 orang yang beli. Andaikan ada tol itu, kira-kira gak mati. Nah ini, butuh kajian bersama-sama. Dan saya butuhkan sangat membutuhkan masukan dari masyarakat,” katanya.

Sekda pun mengaku, jika Kabupaten Situbondo – Bondowoso – Jember – Lumajang yang akan dilalui jalan tol itu sudah pasti. Bahkan sudah ada Pepres nya. Kata dia, bahwa pemerintah pusat dan terkait lainnya untuk pembangunan tol ini diperkirakan dimulai pada bulan Februari 2021 mendatang.

“Ada tiga jalur alternatif. Apakah kita lewat jalan ini (Rel-Red), atau lewat sungai atau gunung-gunung itu,”paparnya.

Untuk di Bondowoso sendiri. Sekda menjelaskan sudah ada kajiannya, akan tetapi yang lebih menonjol dan diperkirakan akan melewati hutan. “Karena pemandangannya bagus dan akses ke Ijen bagus,” jelasnya.

Sekda Syaifullah pun menerangkan, bahwa dengan adanya exit tol ini memang perlu kajian yang sangat matang. Karena, jangan sampai pertumbuhan ekonomi macet. Juga, Desa dengan Desa yang lain jangan sampai terpisah. Yang artinya, dengan adanya exit tol ini tidak mematikan pertumbuhan ekonomi.

“Seperti Wista, Lahan produktif jangan sampai kena. Kan kita di target 35ribu hektar untuk aman, sesuai dengan keputusan Menteri BPPN, sementara kemampuan kita hanya 29ribu hektar,”pungkasnya. [san]

Tags: