BPBD Batu Segera Pasang Alat Detektor Banjir

4-detektor-banjirBatu, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu akan segera melakukan pengadaan dan memasang alat detektor banjir di beberapa titik Sungai Brantas di Kota Batu. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya korban jiwa sebab bisa mengetahui lebih dini adanya musibah banjir. Diketahui banjir yang menerjang Sungai Brantas beberapa hari lalu telah mengakibatkan 4 orang tewas dan 1 orang hilang.
Kasie Logistik dan Kedaruratan di BPBD Kota Batu Ahmad Choirur Rochim mengatakan saat ini untuk melakukan pengawasan adanya banjir di Sungai Brantas masih dilakukan secara manual. Maksudnya, pengawasan dilakukan dengan mengirimkan orang atau petugas untuk memeriksa kondisi sungai. “Baru setelah dilakukan pemantauan di lapangan, petugas mengomunikasikannya dengan petugas BPBD,”ujar Rochim saat ditemui di Kantor Balaikota Batu, Senin (3/3).
Cara manual seperti di atas, kata Rochim, sangat tidak efektif dan bisa dikatakan lambat jika dibandingkan dengan ancaman banjir yang bisa datang mendadak. Untuk itu pihaknya akan segera melakukan pengadaan dan pemasangan alat detektor banjir.
Setidaknya ada 4 titik di sepanjang aliran Sungai Brantas yang ada di Kota Batu yang perlu dipasang alat detector banjir. Yaitu, di Desa Sumber Brantas, Coban Talun, Kaliwatu, dan Torongrejo. Keempat tempat ini merupakan daerah hulu Sungai Brantas yang bisa dijadikan tolok ukur jika terjadi kenaikan debit air Sungai Brantas.
Dengan adanya alat detektor ini, diharapkan informasi adanya bahaya banjir bisa terdeteksi lebih awal. “Jika debit air di empat titik itu naik, maka alat detektor akan mengirimkan pesan singkat ke petugas BPBD ataupun membunyikan alarm yang ada di kantor BPBD. Dengan demikian kita bisa langsung melakukan langkah-langkah antisipasi,”jelas Rochim.
Untuk pengadaan alat detektor ini, katanya, pihaknya akan segera membuat proposal pengadaan kepada Balai Besar Sungai Brantas. Karena untuk pengadaan 1 unit alat detektor membutuhkan dana yang cukup besar yaitu, Rp 150 juta per unit.
Diketahui, pada hari Jumat (28/2) kemarin, arus deras anak Sungai Brantas menerjang kawasan Kota Batu. Akibatnya, 4 orang tewas akibat musibah ini, tiga di antaranya merupakan peserta rafting (arum jeram) yang menyewa jasa Batu Alam Adventure (BAA). Hingga berita ini ditulis, masih ada lagi korban yang belum ditemukan atas nama Lia Apriatin (26), yang juga merupakan 1 dari 18 peserta rafting dari Jakarta.
Sedangkan tiga dari peserta rafting yang tewas adalah M Nurul Qomar (25), Ilham Deli (33) dan Riki Kiki Anggian  (24). Selain itu ada juga warga Jalan Aris Munandar Gang 6A, dengan nama Yoyok Sisoyo (37), yang juga tewas diterjang air Sungai Brantas. Diduga korban tewas saat sedang mandi di sungai tersebut.
Sementara, hingga Senin (3/3) siang, tim SAR gabungan berjumlah sekitar 200 orang dan 19 kelompok kembali melakukan pencarian terhadap Lia Apriatin. Adapun petugas menentukan fokus pencarian di Bendungan Sengguruh Kabupaten Malang. “Namun kita juga tetap melakukan penyusuran terhadap alur Sungai Brantas mulai dari TKP hingga Bendungan Sengguruh,”pungkas Rochim. [nas]

Tags: