BPBD Jatim Imbau Masyarakat Waspada dan Tak Terpengaruh Hoaks

Painem, warga Dusun Krajan Baru, Banyuwangi, korban gempa di Bali dan Nusa Tenggara warga Dusun Krajan Baru, Banyuwangi mendapat bantuan dari BPBD setempat, Selasa (16,7).

Catat 9 Kali Gempa Susulan
Surabaya, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mengimbau kepada warga Jatim untuk tetap waspada atas gempa susulan yang sebelumnya mengguncang sebagian wilayah Bali dan Nusa Tenggara pada Selasa (16/7).
Bahkan hingga pukul 10.30 WIB, BMKG mencatat 9 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar M=3.2 dan magnitude terkecil M=2.4. Perihal gempa susulan itu, Kepala Pelaksanan BPBD Jatim, Suban Wahyudiono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (hoaks).
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, dan tidak terpengaruh informasi maupun isu yang tidak jelas asal usulnya maupun kebenarannya,” kata Subah Wahyudiono, Selasa (16/7).
Suban juga mengimbau kepada masyarakat agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Pihaknya meminta agar masyarakat selalu waspada, salah satunya memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.
“Masyarakat juga kami imbau untuk memastikan bangunan tempat tinggalnya tidak ada kerusakan akibat getaran gempa. Karena bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah,” imbaunya.
Suban menjelaskan, gempa berkekuatan 6.0 SR pada Selasa (16/7) sekitar pukul 07.18 WIB di Bali dan Nusa Tenggara, berdampak juga di 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Sepuluh Kecamatan ini diantaranya di Kecamatan Blimbingsari Desa Gintangan; Kecamatan Tegaldlimo Dusun Purworejo; Kecamatan Pesanggaran Desa Pesanggaran dan Kecamatan Srono Dusun Krajan.
Gempa berkekuatan 6.0 SR, sambung Suban, getarannya dirasakan di 12 Kabupaten di Jatim. Adapun 12 Kabupaten ini, yaitu di Jember, Malang, Ponorogo, Situbondo, Blitar, Trenggalek, Lumajang, Kediri, Probolinggo, Malang, Batu dan Pamekasan.
“Kami sudah monitoring 37 BPBD Kabupaten/Kota di Jatim. Serta memberikan bantuan kepada korban berupa paket sembako, paket sandang, paket perlengkapan makan, terpal, tikar gulung dan selimut,” ungkap Suban.
Hingga pukul 11.30 WIB, gempa yang berpusat di laut Bali itu merusak 7 rumah warga dan 9 fasilitas umum di Banyuwangi dan Jember. Painem, warga Dusun Krajan Baru, Desa Wonosobo Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi dilaporkan mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan rumahnya. “Sudah dibawa ke puskesmas terdekat dan sudah dipulangkan ke rumah keluarganya,” tambah Suban.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5.8 magnitudo. Episenter gempa terletak di koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT atau tepatnya berlokasi di laut di jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, di kedalaman 104 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono melalui siaran pers pada Selasa (16/7) mengatakan, gempa bumi yang mengguncang Jawa- Bali-Nusa Tenggara yang terjadi pada Selasa pagi merupakan gempa berkedalaman menengah. Hal ini diketahui dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.
Tampak bahwa gempa berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault),” kata Triyono. [bed]

Tags: