Kab Malang, Bhirawa
Kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kabupaten Malang yang berinisial BS, terhadap Pembantu Rumah Tangga (PRT), terancam dicopot dari jabatan.
“Jika BS terbukti secara hukum melakukan pemerkosaan terhadap PRT berinisial EDP (15), maka kami akan mencopot jabatannya dari Kepala BP2T. Dan bahkan, mereka bisa dipecat secara tidak hormat dari PNS,” tegas Bupati Malang H Rendra Kresna, Rabu (17/9), seusai melakukan kegiatan di Pendapa Agung Kabupaten Malang.
Ia mengaku, sebenarnya BS sudah dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat, namun penyidik Inspektorat tidak menemukan bukti adanya pemerkosaan. Karena tidak menemukan bukti, maka BS belum bisa diberikan sanksi. Tapi, dikemudian hari ada bukti yang menguatkan jika BS telah melakukan pemerkosaan, lalu diproses secara hukum , maka secara otomatis akan kita berikan sanksi yang sangat berat.
“Karena belum ada putusan hukum atau belum ada penetapan hukum dari pengadilan, ya dirinya tidak bisa memberikan sanksi apa-apa. Namun, hal itu sebagai catatan kami, karena PRT berinisial EDP yang diduga diperkosa BS mengadukan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang, pada beberapa hari lalu,” papar Rendra.
Dia katakan, dari informasi yang kita dapat, bahwa kasus dugaan pemerkosaan tersebut, terjadi pada tahun lalu di Jakarta, Sehingga Tempat Kejadian Perkara (TKP)-nya tidak di wilayah Kabupaten Malang. Meski, kejadian itu diluar Kabupaten Malang, tapi yang diduga pemerkosa itu adalah pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Malang), tentunya kami akan melakukan perhatian khusus pada BS.
Sementara itu, ketika Bhirawa menghubungi Kepala Inspektorat Kabupaten Malang Didik Muljono, melalui telepon selulernya tidak diangkat. Dan selain itu, pejabat dilingkungan Inspektorat juga tidak ada yang berani menyatakan statemen kepada wartawan terkait tanggal berapa BS dipanggil dan diperiksa dalam kasus dugaan pemerkosaan pada PRT. [cyn].
Keterangan Foto : Bupati Malang H Rendra Kresna
