Bupati Sidoarjo Siap Perhatikan Sekolah Terpencil

10-SDN Gebang II-Ach-1Sidoarjo, Bhirawa
Masih adanya fasilitas atau sarana prasarana penunjang pendidikan, juga kesejahteraan para guru pengajar sekolah untuk wilayah terpencil yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah akan ditindaklanjuti secara serius oleh bupati.
Sidoarjo yang notabene masuk sebagai kota penyangga ibukota Provinsi Jatim ternyata masih ada sekolah dasar yang kondisinya sangat tertinggal. Jangankan sarana prasarana kerja, sarana untuk penerangan ruangan yang menggunakan aliran listrik saja juga belum ada.
Menurut Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah SH MHum kemarin (9/9) saat ditemui di Pendopo Kabupaten Sidoarjo siap memberikan fasilitas sarana dan prasarana bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu. Apalagi yang letaknya sangat terpencil, seperti SDN Gebang II Dusun Pucu’an Desa Gebang Sidoarjo.
Sementara Kepala Bidang TK SD dari Dinas Pendidikan Kab Sidoarjo, Drs Joko Supriyadi hingga kini masih banyak sekolah yang harus diperhatikan. Terutama untuk sekolah yang menempati wilayah terpencil. Untuk SDN Gebang II tahun 2013 lalu cuma mendapatkan rehap satu kelas. ”Kalau dibilang ideal ya belum, tetapi kalau dilihat dari jumlah murid ya cukup. Karena jumlah muridnya memang sangat sedikit, tidak lebih dari 20 siswa. Itupun untuk seluruh siswa, mulai kelas I hingga kelas VI,” katanya.
Selain SDN Gebang II, sekolah yang masih perlu diperhatikan adalah SDN Kupang II dan IV Kec. Jabon, SDN Plumbon II, SDN Kedungpeluk II Kec. Candi, SDN Sawohan II dan SMPN satu atap, serta MI Al Abror Desa Kalikajang.
Sekolah-sekolah itu masih sangat perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius, mulai dari sarana dan prasarana. Rehabilitasi gedung, juga sarana aliran listrik yang belum memadai, bahkan belum ada sarana transportasi. ”Untuk sarana transportasi, dari pihak pemerintah juga telah menyediakan perahu untuk antar jemput murid-murid,” jelasnya.
Kalau untuk pembangunan gedung sangat kondisional. Artinya di wilayah itu berdekatan dengan laut. Jadi kekuatan gedung tidak bisa bertahan lama. Sekitar setahun atau dua tahun sudah banyak yang rusak. ”Apalagi kalau kualitas bangunan juga kurang memadai, cepat sekali rusak,” ungkap Joko Supriyadi.
Disamping itu Joko mengaku juga sudah menyediakan sarana transportasi berupa perahu. Pemerintah juga telah memberikan tambahan tunjangan untuk para guru-guru pengajarnya. SDN Gebang II juga pernah mendapatkan bantuan listrik dari solarcell. ”Namun tak bisa berjalan dengan maksimal, kondisinya rusak sudah tak bisa dipakai. Karena kesulitan saat akan dibaiki memerlukan waktu yang lama, akibat sarana transportasi yang belum terjangkau dengan baik dan cepat,” ujarnya. [ach]

Keterangan Foto: Kondisi SDN Gebang II Dusun Pucu’kan yang belum mendapatkan rehab yang memadai. [achmad suprayogi/bhirawa]

Tags: