‘Caleg Boneka’ Sengsarakan Rakyat

MCW Malang Raya saat mengkampanyekan anti politik uang di alun-alun Kota Batu

MCW Malang Raya saat mengkampanyekan anti politik uang di alun-alun Kota Batu

Batu, Bhirawa
Tak sedikit para calon legislatif (caleg) yang menjadi ‘caleg boneka’ karena mencalonkan diri dengan bermodal biaya dari pengusaha nasional maupun lokal. Sikap ini diambil para pengusaha agar nantinya bisa mengamankan kebijakaan yang pro pengusaha dan tidak pro rakyat. Malang Corruption Watch (MCW) menganggap hal ini sebagai politik uang yang sama dengan membeli suara rakyat.
Koordinator MCW, Fiqih Tri Hidayatullah, mengatakan sebenarnya politik uang ini merupakan pelajaran buruk dan tidak mendidik masyarakat. Untuk bisa mengambil hati pemilih, pengusaha bersedia membiayai kampane seorang caleg boneka agar bisa mengambil hati pemilih.
“Politik uang saat ini bukan hanya berupa uang tunai, namun, bentuknya bisa berbagai macam agar pemilih memilihnya. Seperti, si calon memberi sembako, kerudung, sarung memberangkatkan ziarah, atau meningkatnya jumlah pencairan dana bantuan sosial jelang pemilu oleh pemerintah untuk memenangkan partainya,” ujar Fiqih saat dikonfirmasi, Senin (31/3).
Dengan fakta ini, katanya, MCW mengimbau kepada masyarakat untuk berani menolak praktek politik uang. Karena uang atau barang yang diberi caleg akan berdampak pada kehidupan rakyat selama lima tahun kedepan. Apalagi praktek politik uang merupakan tindakan yang melanggar pasal 89 UU 8/2012 yang berisi tentang politik uang.
Lebih parah lagi jika politik uang itu dilakukan oleh caleg boneka. Karena sebagian besar dari mereka akan melakukan kolusi dan mengamankan agenda-agenda pengusaha atau penguasa lokal tanpa mengutamakan kepentingan rakyat. “Jika warga masyarakat menemukan praktek uang, kami harapkan berani melapor ke panwaslu. Kami juga membuka posko pengaduan mengenai pelanggaran pemilu dan praktek politik uang,” tambah Fiqih.
Dengan fakta inipula, MCW terus mengkampanyekan penolakan terhadap politik uang dan caleg boneka. Kampanye ini terus dilakukan di beberapa titik di Malang Raya yaitu, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Untuk Kota Batu, MCW telah menggelar aksi damai ‘Tolak Politik Uang’ di alun-alun Kota Batu, Minggu (30/3) siang.
Aksi tersebut sebagai seruan moral jelang pemilihan legislatif (pileg) tanggal 9 April nanti. Termasuk seruang agar ajang kampanye juga tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencari uang secara ilegal.
Fakta diketahui saat kampanye terbuka Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Malang Raya yang dihadiri Capres PDIP Joko Widodo. Dalam kampanye yang digelar di Lapangan Mulyorejo Kecamatan Sukun, Kota Malang, Minggu (30/3), belasan hingga puluhan simpatisan mengaku menjadi korban aksi pencopetan. Bahkan, tiga korban di antaranya adalah wartawan yang sedang meliput kegiatan tersebut. Ketiga wartawan yang menjadi korban adalah Abdul Malik (Trans TV), Dahlia Irawati (Kompas) dan Bagus Suryo (Media Indonesia).
“Polres Malang Kota sudah mengerahkan sebanyak 360 personel untuk mengamankan proses kampanye tersebut. Karena jumlah massa banyak, polisi tidak bisa mengawasi satu per satu. Himbauan kami agar lebih hati-hati kalau datang di acara seperti ini,” kata Kapolresta Malang, AKBP.Totok Suhariyanto. [nas]

Rate this article!
Tags: