Cara Kreatif Anak Muda Tulungagung Ajak Bersedekah

Warga yang membutuhkan mengambil nasi bungkus dan air dalam kemasan secara gratis di etalase pojok perempatan rumah sakit lama Kota Tulungagung. [Wiwieko Dh]

‘Silahkan Ambil Bagi Kaum Dhuafa, Silahkan Mengisi Bagi Yang Mampu’
Kab Tulungagung, Bhirawa
Ada banyak macam cara untuk bersedekah. Salah satunya yang dilakukan komunitas anak muda Tulungagung yang menyediakan nasi bungkus bagi kaum duafa, dengan cara menyediakan etalase di sudut perempatan rumah sakit lama Kota Tulungagung.
Etalase tersebut disediakan untuk diisi nasi bungkus dan air dalam kemasan oleh masyarakat dan nantinya bisa diambil oleh warga yang membutuhkan, utamanya kaum duafa (fakir miskin). Penyediaan atalase nasi bungkus gratis ini mendapat apresiasi dan respon positif dari masyakarat Tulungagung.
Buktinya, saat pembukaan etalase pertama kalinya pada Selasa (4/12) lalu, sebagian masyakat sudah mulai memberikan sumbangan nasi bungkus dan air dalam kemasan. Bahkan jumlah nasi bungkus yang tersedia dan sudah diambil oleh warga yang membutuhkan mecapai 300 bungkus.
Para penggagas etalase nasi bungkus gratis di Tulungagung yang tidak mau disebutkan nama dan komunitasnya tersebut mengaku memang sengaja mengajak masyakarat Tulungagung untuk saling berbagi setiap hari dengan etalasenya. “Alhamdulilah mendapat sambutan positif. Siapa pun boleh menyumbang dan siapa pun boleh ambil nasi bungkus dan air dalam kemasannya tanpa ada batasan,” ujar salah seorang di antaranya saat ditemui Bhirawa, Rabu (5/11).
Gagasan membuat etalase nasi bungkus gratis, menurut mereka, selain terinspirasi dari hal serupa yang sudah ada di kota lain, juga karena komunitas mereka selama ini sudah pula melakukan kegiatan bersedekah tetapi dengan metode yang berbeda. “Kami ingin tidak hanya pada hari Jumat atau satu hari saja warga yang membutuhkan mendapat nasi bungkus gratis. Kalau bisa setiap hari mengapa tidak. Kan lebih bagus lagi,” paparnya.
Saat ini komunitas anak muda Tulungagung itu menerima sumbangan nasi bungkus dan makanan lainnya semisal roti dan gorengan setiap saat. Terutama, saat jam makan tiba, yakni waktu sarapan, makan siang dan makan malam.
Para penyumbang tinggal memasukkan makanan dan minuman yang akan disumbangkannya di etalase yang telah disediakan. Mereka tidak perlu berhubungan langsung dengan komunitas anak muda Tulungagung yang menyediakan etalase.
Rencananya, tidak hanya di perempatan rumah sakit lama yang akan disediakan etalase nasi bungkus gratis, komunitas anak muda Tulungagung ini pun sudah berancang-ancang membuat empat etalase lainnya. Etalase yang baru tersebut akan disebar di beberapa penjuru Kota Tulungagung dan salah satunya di Kecamatan Ngunut.
Lalu bagaimana mengatasi sumbangan nasi bungkus agar tidak basi?. Mereka sudah mempunyai solusinya. Yakni dengan segera mendistribusikan atau membagi nasi bungkus yang tersisa saat jam makan usai. “Kami mempunyai relawan yang rumahnya dekat dengan etalase. Sehingga ia bisa memantau. Dan kami akan segera mendistribusikan atau membagi jika memang ada yang tersisa,” tuturnya.
Pantauan Bhirawa, banyak warga utamanya kaum duafa seperti pengayuh becak dan pengemis kemarin memanfaatkan etalase nasi bungkus gratis tersebut. Bahkan warga sekitar juga ikut mengambilnya.
Mereka tidak dibatasi saat mengambil nasi bungkus. Bisa satu bungkus atau dua bungkus. Bahkan beberapa warga sekitar ikut pula mengambil nasi bungkus di etalase yang bertuliskan, “Silahkan ambil bagi kaum dhuafa, Silahkan mengisi bagi yang mampu”. Itulah indahnya berbagi. [Wiwieko Dh]

Tags: