Cegah Penyebaran Covid-19, Lapas dan Rutan Jatim Perketat Kunjungan WBP

Pemeriksaan suhu badan terhadap keluarga warga binaan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Rabu (18-3).

Surabaya, Bhirawa
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Jatim turut mendukung upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dalam pencegahan dan penyebaran Covid-19. Salah satunya melalui pembatasan layanan kunjungan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Jatim.
Hal itu diungkap Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenkumham Jatim, Krismono yang meminta jajarannya untuk memperketat pelayanan di Lapas dan Rutan di Jatim. Upaya-upaya pencegahan dan penanganan virus corona ini diakui Krismono telah diberikan sejak dipastikan virus tersebut telah memasuki wilayah Indonesia.
Beberapa langkah strategis yang ditempuh, antara lain dengan menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun maupun hand sanitizer. “Beberapa Lapas dan Rutan juga telah memanfaatkan alat pendeteksi suhu untuk mengukur suhu tubuh dari pengunjung, warga binaan maupun pegawai,” kata Krismono, Rabu (18/3).
Krismono menjelaskan, layanan kunjungan warga binaan tidak ditiadakan. Namun, untuk sementara pihaknya harus membatasi interaksi antara warga binaan dengan pengunjung dari luar. Saat ini, satu warga binaan maksimal hanya boleh dikunjungi oleh 2 pengunjung. Jarak antara WBP dan pengunjung pun diatur.
“Barang bawaan dari pengunjung untuk WBP juga dibatasi. Dan ada prosedur dalam layanan kunjungan bagi warga binaan,” tegasnya.
Masih kata Krismono, warga binaan yang masih harus mengikuti sidang mendapat pengawasan ketat. Sebelum dan sesudah sidang mereka harus diperiksa terlebih dahulu. Ketika warga binaan keluar dalam keadaan bersih, pulang pun juga demikian.
“Kami tidak mau kecolongan, karena bisa saja mereka tertular saat berinteraksi ketika menunggu persidangan,” ungkapnya.
Untuk beberapa Lapas yang meniadakan layanan kunjungan, Krismono menambahkan bahwa hal tersebut bersifat sementara. Hal ini disebabkan Lapas dan Rutan tersebut belum memiliki sarana untuk mendeteksi seseorang terjangkit corona atau tidak. Karena, alat dasar seperti thermo gun sudah sulit dicari di pasaran.
“Setelah punya alatnya. Kami pastikan kunjungan akan normal kembali,” ucapnya.
Kondisi itu membuat Krismono menginstruksikan agar Lapas dan Rutan melakukan inovasi kinerja. Sebagai kompensasi terbatasnya kunjungan, seluruh Lapas dan Rutan di Jatim diimbau untuk menyediakan layanan video call. Dengan begitu, diharapkan seluruh warga binaan bisa memanfaatkan untuk berinteraksi dengan keluarganya.
“Beberapa Lapas dan Rutan telah menerapkan layanan video call dan warga binaan sangat antusias dengan layanan tersebut,” pungkasnya. [bed]

Tags: