Cerita Sunaim, Kakek 80 Tahun Pencari Barang Rongsokan

Sunaim setiap hari mengayuh sepeda ontel miliknya keliling pelosok desa Situbondo untuk mencari barang rongsokan pemberian warga. [sawawi]

Tak Ingin Meminta-minta, Rela Keliling Desa demi Rongsokan Senilai Rp10 Ribu
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Meski sudah renta, Sunaim harus rela banting tulang sendirian demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Diusianya yang menginjak 80 tahun, dia tetap gigih berjuang demi sesuap nasi.
Tiap Subuh Sunaim sudah bangun. Usai mengambil wudlu dan salat, Sunaim beranjak ke kamar rumahnya yang sangat sederhana. Disana pria yang sudah tua renta itu mempersiapkan sepeda bututnya dari tempat parkirnya.
Dua buah plastik karung goni berwarna putih sudah di pasang di sepeda ontelnya. “Ya saya setiap harinya bekerja seperti ini (mencari barang rongsokan). Tiap hari berkeliling di sepanjang jalan desa mencari barang-barang rongsokan,”ujarnya.
Kata Sunaim, meski sudah memasuki usia senja, ia setiap hari selalu tekun menekuni pekerjaannya. Mulai dari pagi hingga menjelang sore, Sunaim tak kenal lelah mendorong sepeda ontel sambil membawa barang rongsokon.
Meski harus menguras keringat, tak membuat Sunaim putus asa. Dia tetap bersabar menjani hidup, meski harus kehilangan istri dan anak semata wayangnnya. “Saya sabar menjalani hidup ini dengan bekerja seadanya mencari barang rongsokan,” katanya.
Bagi Sunaim pekerjaan yang sudah lama ia tekuni, masih bisa membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sunaim kini usianya sudah berkepala delapan dan masih diberi kesehatan dalam bekerja.
Yang ironis, Sunaim cukup lama numpang tinggal di rumah tetangganya, di Lingkungan Bukit Putih Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. “Ya saya harus banting tulang agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ulas Sunaim.
Pekerjaan mencari rongsokan dalam pandangan Sunaim tidak mudah dijalani karena saat ini terkendala oleh tambahan usia yang sudah tidak muda lagi. Selama di tinggal istri, imbuh Sunaim, ia harus numpang tinggal di rumah tetangga dekatnya, bernama Toyo.
“Ya saya sudah tidak punyak rumah lagi, karena rumah yang saya miliki sudah di jual untuk kebutuhan merawat istri saat sakit. Untung masih ada ada tetangga yang masih peduli memberi tumpangan tempat tinggal,” tutur Sunaim.
Setiap hari, Sunaim mengaku harus berkeliling mencari barang bekas di sepanjang jalan yang ia lewati. Jika hanya mendapatkan barang rongsokan dalam jumlah sedikit, otomatis keuntungan yang didapat Sunaim sangat tipis.
“Terkadang saya berhenti di rumah-rumah milik warga untuk menanyakan barang bekas yang sudah tidak di pakai lagi. Jika di izinkan oleh pemilik rumah, barang rongsokan tersebut saya ambil. Biasanya dibagikan secara cuma-cuma,” terang Sunaim.
Masih kata Sunaim, dari hasil penjualan barang rongsokan yang ia kumpulkan, per hari mendapatkan uang sebesar Rp 10 ribu hingga 20 ribu. Pendapatan itu didasarkan kepada banyaknya barang yang ia dapat dari hasil pemberian warga Situbondo.
“Kadang perhari ada yang ngasih. Terkadang juga tidak ada yang memberi sama sekali. Kalau sudah tidak dapat ya tidak mendapatkan uang,” terang Sunaim dengan tatapan mata kosong.
Sebaliknya, lanjut dia, jika barang rongsokan yang di dapat banyak, maka saat pulang Sunaim bisa mendapatkan tambahan uang. Namun yang rutin, ulasnya, setiap harinya Sunaim mendapatkan 5 kg barang rongsokan bekas.
“Harga jual barang rongsokan saat ini perkilonya hanya Rp 2 ribu. Jadi kalau penghasilan per-harinya hanya 10 ribu, berarti hanya mendapatkan barang sebanyak 5 kg. Namun semuanya itu saya syukuri meski pendapatan sedikit. Dari pada saya meminta-minta, lebih baik mencari barang rongsokan ini,”pungkas Sunaim.
Toyo, tetangga dekat Sunaim yang memberi tempat tinggal gratis mengaku terenyuh melihat nasib hidup Sunaim. Sebab selain sudah sepuh, Sunaim hanya tinggal seorang diri dan sudah tidak memiliki apa-apa lagi.
Rumah satu-satunya sudah dia jual untuk merawat istrinya. “Kami bisanya hanya memberikan tempat tinggal sementara kepada Sunaim. Jika ada rejeki kadang kami juga memberi bantuan untuk kebutuhan makan,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: