Coba Dirongrong, MWCNU Surabaya Solid Dukung Kepemimpinan KH Mas Sulaiman Nur dan KH Muhibbin Zuhri

Surabaya, Bhirawa
Forum Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Surabaya, yaitu para pengurus NU di tingkat kecamatan se-Surabaya, menyatakan solid di bawah kepemimpinan KH Mas Sulaiman Nur selaku Rais Syuriah PCNU dan KH Muhibbin Zuhri sebagai Ketua Tanfidiziyah PCNU Surabaya.
Hal tersebut ditegaskan dalam pertemuan Forum MWC NU Surabaya, Selasa malam (8/9/2020), sebagai penyikapan atas aksi segelintir pihak yang mengatasnamakan Forum Kader NU beberapa waktu lalu yang meminta adanya pembekuan PCNU Surabaya.
Forum MWC NU menilai, tuntutan Forum Kader NU itu sebagai pelecehan. Forum MWC NU yang dihadiri 53 orang dari MWC NU se-Surabaya itu juga menandatangani surat pernyataan yang berisi permintaan kepada Ketua PCNU untuk memanggil orang-orang yang bertanggung jawab atas aksi tersebut.
“Kami memandang itu gerakan politik yang ingin mendelegitimasi PCNU Surabaya. Intinya kami mendorong memanggil ketua MWCNU Sukomanunggal. Karena itu merusak, kami merasa dilecehkan,” ujar H. Muhaimin Ali dari Forum MWC NU.
“Kami melihat aksi itu cenderung melecehkan. Dan aksi itu dari orang-orang di luar struktur NU. Hanya satu yang ada di struktur, yaitu Ketua MWCNU Sukomanunggal. Oleh karenanya kami meminta untuk dipanggil dan dilakukkan tabayyun,” tegasnya.
Dinamika ini bermula dari beredarnya video yang menunjukkan ekspresi gembira serta tepuk tangan sejumlah pengurus NU Surabaya saat mengetahui bahwa Eri Cahyadi diumumkan sebagai calon wali kota Surabaya pada Rabu (2/9/2020) pekan lalu. Sebelumnya, KH Mas Sulaiman Nur yang juga Rois Syuriah NU Surabaya dan KH Mas Mansur Tholhah yang juga Mustasyar NU juga menyatakan merestui dan mendoakan Eri Cahyadi.
Sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Kader NU kemudian memprotes video tersebut. Bahkan mereka memasang spanduk bertuliskan ”Selamatkan NU Surabaya dari kader-kader busuk”.
Muhaimin Ali menjelaskan, aksi yang memprotes video yang menjadi viral tersebut tidak mencerminkan akhlakul kharimah yang seharusnya dimiliki oleh warga NU.
”Para Ketua MWCNU marah setelah melihat adanya spanduk dengan tulisan kotor. Hal itu sangat melecehkan,” ujarnya.
Dalam NU, lanjut Muhaimin, tidak dibenarkan adanya politik praktis dengan mendukung calon tertentu dalam Pilkada. Namun jika dilakukan secara pribadi dan tidak membawa bendera organisasi, hal tersebut adalah hak setiap warga negara.
“Kalau dukung-mendukung secara pribadi, kita tidak bisa melarang, itu hak masing-masing,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, video yang beredar yang menuding PCNU Surabaya menggelar nonton bareng rekomendasi Eri Cahyadi secara daring tidaklah benar.
“Sebenarnya itu adalah acara serah terima Masjid Baitur Rozak kepada PCNU Surabaya. Setelah selesai acara, kebetulan pas jam pengumuman rekomendasi wali kota dari PDIP. Itu yang dianggap nobar. Sebetulnya tidak. Saya di lokasi sebagai tim formatur acara serah terima masjid,” jelas Muhaimin. [iib]

Tags: