Cuaca Buruk, Ratusan Peserta Absen Ujian SBMPTN

18- tes sbmptn

Salah satu peserta ujian saat mengerjakan soal-soal tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014 di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Selasa (17/6).

Surabaya, Bhirawa
Cuaca buruk dan banjir di sejumlah daerah sekitar Surabaya berimbas pada pelaksanaan ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Ratusan peserta batal mengikuti ujian secara merata dari 46 lokasi ujian di wilayah Panitia Lokal (Panlok) 50 Surabaya.
Ketidakhadiran  ini mencolok terlihat di kampus Universitas Airlangga (Unair). Tempat digelarnya ujian kelompok campuran ini ada sekitar 12 hingga 13 peserta yang absen di tiap lokasi. Hal ini diakui Humas SBMPTN dari Unair Bagus Ani Putra. “Sesuai daftar yang kami terima ada 7.405 peserta yang sebelumnya akan mengikuti tes di 15 lokasi Unair. Tetapi kenyataannya setiap lokasi ada sekitar 12 hingga 13 yang absen. Malah di Fakultas Keperawatan ada 33 yang tidak hadir,”terang Bagus, Selasa (17/6).
Bagus menduga banyaknya peserta yang absen disebabkan karena faktor cuaca. Seperti diketahui sejak semalaman sejumlah wilayah diterpa hujan hingga pagi hari dan menyebabkan banjir di beberapa titik. Hal ini dimungkinkan banyak peserta yang datang terlambat dan memilih untuk tidak mengikuti ujian. Selain itu, faktor kepadatan lalu lintas juga menjadi penghambat peserta untuk sampai ke lokasi ujian.  “Padahal tadi kami sudah memberi toleransi 15 menit untuk peserta masuk. Tetapi tetap saja masih banyak yang tidak hadir,” kata dia.
Selain ketidakhadiran yang tinggi, pihaknya juga sempat direpotkan dengan data yang menyebutkan ada peserta tuna netra yang akan tes di Unair. Awalnya pihak panitia sudah menyiapkan ruang khusus serta dua pendamping yang akan bertugas membacakan dan mengarsir lembar jawaban. “Tetapi ternyata yang bersangkutan tidak tuna netra. Hanya minus saja. Sehingga kami tidak jadi menggunakan pendamping khusus,” tutur dia.
Kesalahan data juga terjadi di universitas dr Soetomo (Unitomo) dan ITATS. Di kampus itu tertulis ada dua peserta tuna netra dengan nama yang sama. Tetapi setelah dicek ternyata tidak ada peserta tuna netra. Hanya saja di ITATS ada satu peserta tuna rungu yang bisa mengikuti ujian dengan peserta lainnya.
Hal serupa juga diungkapkan Humas SBMPTN dari ITS Bekti Cahyo Hidayanto. Menurut dia hampir di seluruh lokasi ujian terdapat peserta yang absen. Namun, Bekti belum bisa menyebutkan data pasti yang tidak hadir karena masih dalam proses rekap. “Malam ini (kemarin malam) Lembar Jawaban Ujian (LJU) akan diserahkan ke pusat validasi (pemindaian) yang kebetulan di pusat komputer ITS. Kemungkinan besok (hari ini) atau lusa (besok) proses pemindaian akan dimulai,” tutur dia.
Sementara itu, dalam verifikasi calon penerima Bidikmisi SNMPTN yang berlangsung bersamaan dengan ujian tulis SBMPTN ditemui sejumlah kejanggalan. Terdapat 12 calon mahasiswa baru jalur Bidikmisi yang akan masuk ke ITS terancam dicoret. Sebab, data-data yang diajukan dianggap meragukan dan harus divisitasi ulang.
Humas SNMPTN dari ITS Ismaini Zain mengatakan, 12 penerima Bidikmisi ini diduga tidak memenuhi ketentuan sebagai penerima Bidikmisi. Sesuai ketentuan, pendapatan orangtua penerima Bidikmisi maksimal Rp 3 juta atau jika dibagi dengan jumlah anggota keluarga hanya sekitar Rp 750.000 per orang.
“Dari 12 penerima beasiswa ini ada yang pendapatan orangtuanya Rp 4 juta atau bahkan Rp 9 juta. Ada juga yang pendapatannya ditulis Rp 3 juta tetapi memiliki mobil atau rumahnya besar,”terang Ismaini.
Sebanyak 12 penerima Bidikmisi yang diragukan ini berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Bali dan Jakarta. Dalam visitasi, pihaknya akan melihat secara detail kondisi ekonomi keluarga penerima Bidikmisi. Selain itu pihaknya juga melakukan wawancara secara mendetail untuk memastikan apakah mereka bisa diterima atau bahkan ditolak. “Jika memang data-datanya tidak benar kami akan menggagalkan dia sebagai mahasiswa ITS. Jadi tidak hanya digagalkan dari penerima Bidikmisi, tetapi digagalkan sebagai calon mahasiswa ITS,”tegasnya.
Selain 12 calon mahasiswa yang akan divisitasi ulang, Ismaini juga menemukan dua calon mahasiswa yang mendaftar ke ITS tapi saat daftar ulang telah terdaftar di PTN lain. “Dengan demikian, dua calon mahasiswa ini dianggap tidak masuk Bidikmisi ITS,” tutur dia. [tam]

Tags: