Cyberbullying: Satu Kata Sejuta Masalah

Oleh :
Rahmat Saputra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Univ. Muhammadiyah Malang (UMM)

Pada tahun 2019 tercatat bahwa 49 persen netizen indonesia mengalami perundungan online atau bisa disebut cyberbullying angka ini didapat dari hasil riset polling indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) angka tersebut terus meningkat.

Hal tersebut membuktikan bahwa kasus cyberbullying ini masih terus berlanjut hingga saat ini. Terlepas dari hal tersebut saat ini juga sosial media terus saja berkembang secara pesat sehingga hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk uptodate dan juga meningkatkan status mereka melalui fitur-fitur yang ada. Namun sesuatu yang berkembang pesat ini tanpa disadari membawa pengaruh yang terlihat sepele tetapi bisa menjadi suatu masalah yang besar seperti perubahan perilaku yang terjadi dikalangan masyarakat pengguna aktif sosial media hal ini disebabkan oleh ketergantungan masyarakat terhadap sosial media.

Maka dari itu penulis ingin membahas permasalahan cyberbullying ini agar kita semua bisa tahu mengenai bahayanya cyberbullying ini serta adanya pengaruh sosial media terhadap perubahan masyarakat, sebab hanya satu kata bisa menimbulkan sejuta masalah.

Cyberbullying
Perundungan online atau bisa juga disebut Cyberbullying ini kian hari kian melejit, Cyber Bullying merupakan sebuah tindakan kekerasan dengan menggunakan media sosial sebagai alat utama untuk melecehkan, mengancam, memepermalukan, dan mengejek orang lain.

Dalam hal ini tidak perlunya tatap muka atau pun bertemu langsung dengan orang yang dibully, namun hanya melaui media sosial saja. Tindakan cyber bullying ini bisa menyerang psikis dan juga depresi sebab korban akan merasa terancam ataupun merasa malu yang berlebihan sehingga dapat menyerang psikologi korban untuk melakuan tindakan yang nekad seperti bunuh diri.

Pesatnya kemajuan media sosial saat ini akan sangat memudahkan seseorang untuk melakukan tindakan ini secara bebas. Hal ini termasuk kedalam kasus yang susah untuk dihentikan namun bisa dicegah dengan cara melakukan hal-hal positif dalam media sosial yang kita gunakan, kemudian jangan terpancing oleh konten-konten yang sekiranya bisa merugikan orang banyak, dan juga memperhatikan interaksi yang kita jalani oleh orang-orang yang ada di media sosial kita.

Hal tersebut dianggap sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya cyber Bullying, walaupun susah di hentikan namun bisa dicegah, semua tergantung dari bagaimana kita menggunakan media sosial dengan bijak.

Pengaruh Sosial Media
Pengaruh media sosial terhadap perubahan masyarakat dan budaya dilandaskan pada teori ketergantungan system media yang berasusmi bahwa semakin seseorang menggantungkan kebutuhannya untuk dipenuhi oleh penggunaan media semakin penting peran media dalam hidup orang tersebut sehingga media akan semakin memiliki pengaruh terahadap orang tersebut. (Baran & Davis, 2010). Dalam hal ini sebagai penguna media seseorang dituntut untuk pandai-pandai memilih informasi serta menjaga attitude dalam penggunaan sosial media, karna sudah sama kita ketahui media sosial merupakan media dimana semua orang bebas berpendapat serta saling bertukar informasi sehingga rentan memunculkan konflik.

Sementara dalam teori yang dikemukakan oleh McLuhan yakni teori determinisme teknologi menyebutkan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan oleh manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi, perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak diluar kemauan sendiri. (Santoso & Setiansah, 2010), maka dari itu dapat diartikan bahwa teknologi yang dibuat oleh manusia justru mengatur tindakan manusia sehingga manusia bertindak diluar kemaunnya sendiri. Contohnya, iklan e-market di sosial media yang beredar membuat manusia memiliki hasrat untuk memuaskan diri dengan membeli barang – barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan dan sudah menjadi salah satu tindakan yang berada diluar kemauannya sendiri.

Satu Kata Sejuta Masalah
Hanya dengan satu kata tetapi bisa menimbulkan sejuta masalah, seperti halnya kasus yang di timpa oleh Reemar artis tiktok yang berasal dari filiphina yang dihujat di akun twiternya oleh netizen perempuan indonesia. Permasalahan ini menjadi viral sampai Reemar meninggalkan akun resmi nya di berbagai akun sosial media yang dia gunakan. Hal ini disebabkan karena vidio tiktok yang dipost oleh reemar menimbulkan beberapa kehancuran hubungan percintaan netizen karena pacarnya sering mengupload vidio-vidio reemar di berbagai status sosial medianya sehingga menyebabkan kecemburuan dan akhirnya timbul perpecahan diantara mereka dan reemar dituding sebagai biang masalahnya. Tidak hanya Reemar yang mengalami cyberbullying melainkan aktor drama korea “The World of The Married” yaitu Han So Hee yang dihujat oleh nestizen indonesia karena peran pelakor yang dimainkannya di drama tersebut, sampai kata pelakor pun viral di korea dilihat dari situs pencarian terbesar di korea selatan.

Dilihat dari kedua permasalahan tersebut sudah sangat jelas bahwa cyberbullying ini masih berlanjut dan pemicunya cuman hal sepele namun menjadi sebuah permasalahan yang besar. Apabila dikaitkan dengan sebuat teori cyberbullying ini bisa dikaitkan dengan teori efek terbatas, sebab adanya opini leader yang akan mempengaruhi kelompok atau masyarakat lain untuk ikut-ikutan mengolok-olok korban yang dibully. Sehingga cyberbullying ini membawa pengaruh terhadap perubahan masyarakat sebab, adanya opini leader ini yang merubah perilaku masyarakat yang awalnya tidak ikut-ikut dalam berkomentar menjadi suka berkomentar untuk melakukan hal semacam ini.
Maka dari itu, sebaiknya masyrakat saat ini mulai menggunakan media sosial dengan bijak agar bisa meminimalisirkan kejahatan ataupun tindakan yang merugikan orang banyak, selain itu juga masyarakat sebaiknya memperhatikan cara berkomunikasi dengan menggunakan media sosial agar tidak terjdinya kesalah pahaman terhadap orang yang dikomentar.

————– *** ————–

Tags: