Daging Surplus, Produksi Susu Segar Minus

Salah satu pedagang daging di pasar.

Salah satu pedagang daging di pasar.

Disnak Jatim, Bhirawa
Berdasarkan prognosa Dinas Peternakan (Disnak) Jatim, pada saat bulan Juni, Juli, Agustus tepatnya menjelang dan usai Ramadan untuk ketersediaan dan kebutuhan daging sapi, daging ayam broiler, dan telur ayam ras masih terdapat surplus. Kecuali, susu segar yang masih minus.
Jika dirinci, ketersediaan daging sapi sebanyak 98.526 ton dengan kebutuhan 64.732 ton, sehingga terjadi surplus 33.795 ton. Sedangkan ketersediaan daging ayam sebanyak 125.960 ton dengan kebutuhan 76.045 ton, surplus 49.915 ton.
Selanjutnya, ketersediaan telur ayam ras sebanyak 158.720 ton dengan kebutuhan 109.385 ton, surplus 49.335 ton. Untuk ketersediaan susu segar sbeanyak 175.361 ton dengan kebutuhan 172.806, masih minus 50.655 ton. Kekurangan dipenuhi dengan impor bahan baku susu.
“Saat ini, ketersediaan daging dan telur memang masih ada. Jatim merupakan gudang ternak. Sehingga kenaikan harga tentunya tidak akan setinggi daerah lainnya,” kata Maskur, Minggu (22/6).
Seperti tahun sebelumnya, Disnak  Jatim juga akan melangsungkan inspeksi mendadak untuk mengawasi peredaran daging sapi gelonggongan dan ayam tiren. “Saat menghadapi bulan puasa atau hari raya, biasanya distribusi kedua komoditas tersebut disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab,” ujarnya.
Bahkan, jelas dia, Disnak Jatim juga melakukan pemantauan terhadap peredaran berbagai jenis daging yang mengandung formalin pada momentum itu.  “Khusus daging ayam tiren, memang perlu diantisipasi sejak dini terutama sebelum masuknya bulan Ramadan,” katanya.
Upaya Disnak Jatim, tambah dia, mendapat dukungan dari pemerintah di mana Pemprov Jatim telah membuka Rumah Pemotongan Hewan ( RPH) secara resmi beberapa kabupaten kota di Jatim.  “Contoh, di Jombang, Lamongan, Probolinggo,” katanya.
Ia menyatakan, penunjukan RPH tersebut sekaligus guna menjaga kelaikan daging untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Apalagi, sekarang keberadaan RPH di pasar tradisional memang kian meluas.  “Oleh sebab itu, masyarakat harus tetap waspada karena sebagian hewan potong itu belum tentu laik dikonsumsi,” katanya.
Disisi lain, Maskur juga menanggapi pernyataan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim meminta Disnak Jati untuk melakukan pendataan ulang jumlah sapi yang masuk di Jatim. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kurangnya stok daging menjelang Puasa dan Lebaran 2014 ini. “Tentunya kami sejalan dengan DPRD Jatim terkait pendataan ini,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi B DPRD Jatim, Fredy Purnomo mengatakan Disnak Jatim untuk segera mengevaluasi terkait jumlah sapi yang ada di Jatim. Ini menurutnya sangat penting untuk mengantisipasi permintaan daging jelang bulan puasa dan lebaran.
“Data jumlah sapi di Jatim harus ada dan valid. Setelah itu baru mengukur berapa permintaan daging di Jatim di waktu bulan puasa dan ramadan. Tolok ukurnya permintaannya bisa memakai yang bulan puasa dan lebaran tahun kemarin,” katanya.
Selain itu, ia meminta kepada Dinas Peternakan Jatim untuk tegas dalam menindak RPH – RPH tersebut. Terlebih lagi dewan Jatim sudah membuat perda larangan pemotongan sapi betina produktif.  [rac]

Prognosa Disnak Jatim Juni-Agustus    
Jenis Komoditi    Ketersedian  Kebutuhan  Surplus  Minus
Daging sapi       98.526 ton   64.732 ton  33.795 ton   –
Daging ayam       125.960 ton   76.045 ton  49.915 ton  –
Telur ayam ras    158.720 ton   109.385 ton   49.335 ton  –
Susu segar        175.361 ton   172.806  –    50.655 ton.

Tags: