Dampak Covid-19, Angka Pengangguran di Bojonegoro Meningkat 5,56 Persen

Bojonegoro,Bhirawa
Angka pengangguran di wilayah Bojonegoro di tahun 2020 lebih meningkat dibandingkan tahun 2019. Lantaran tahun ini disebabkan adanya pandemi virus Corona atau Covid-19.

Peningkatan tersebut, disebabkan karena banyak perusahaan yang harus mengeluarkan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pemutusan kontrak kerja (PKK) kepada para pekerja perusahaan diwilayah tersebut.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disnperinaker) Kabupaten Bojonegoro, Gunardi menyampaikan, sejak adanya pandemi Covid-19 tersebut, angka pengangguran dan jumlah karyawan yang terkena PHK di Kabupaten Bojonegoro mengalami peningkatan yang sangat tinggi.

” Adanya pandemi ini meningkat menjadi 39.182 orang atau 5,56 persen pada semester pertama tahun 2020 ini, dibanding angka pengangguran sebelumnya adanya pandemi sebanyak 26.071 orang atau 3,70 persen,” ungkapnya, kemarin (5/8).

Menurutnya, bertambahnya angka pengangguran baru didominasi oleh para pekerja asal Bojonegoro yang bekerja diluar kota.

Selain itu tingginya angka pencari kerja dan belum terisinya sejumlah lowongan kerja yang ada.

“Kalau untuk jumlah angkatan kerja tahun ini sebanyak 704.639 orang, sedangkan jumlah angkatan kerja yang terserap 695.588 orang, sehingga turut menambah pengangguran yang ada,” ucapnya.

Terkait jumlah pengangguran itu sendiri, diprediksi juga bakal mengalami peningkatan, mengingat hingga saat ini pihaknya masih terus mengumpulkan data pengangguran baru dari pihak kecamatan yang ada di Bojonegoro.

” Saat ini masih terus mengumpulkan data pengangguran baru dari pihak kecamatan,” jelasnya.

Guna mengantisipasi melonjaknya pengangguran tersebut, Gunardi mengatakan, pihaknya akan segera mengambil langkah-langkah, yaitu dengan mengadakan pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat pencari kerja.

“Harapannya akan timbul wirausaha baru yang nantinya bisa menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungannya, sehingga secara tidak langsung akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada,” tandasnya.

Sedangkan terkait pelatihan sendiri, Disperinaker mengadakan 7 macam pelatihan, seperti liting rokok, tata boga, servis hp atau komputer, pengolahan hasil pertanian, pertukangan kayu jati, menjahit atau bordir dan operator komputer.

Sementara itu penerapan protokol kesehatan covid-19 juga tetap diperhatikan dengan membatasi jumlah peserta yang ada.

“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan mereka akan bisa berwirausaha secara mandiri di tengah pandemi ini sekaligus diharapkan ke depan mereka akan lebih kompetitif lagi,” pungkasnya. [bas]

Tags: