Dampak Ekonomi dari Virus Corona

Oleh:
M.S. Wahyudi Suliswanto
Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan FEB UMM
Virus Corona saat ini menjadi ujian berat bagi seluruh dunia. Dengan penyebaran yang cepat ke seluruh wilayah, Covid-19 sudah menewaskan lebih dari 3200 orang dengan jumlah kasus mencapai 92 ribu kasus hingga saaat ini.
Indonesia salah satunya, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo secara resmi menyatakan ada WNI positif terkena virus Corona akibat kontak langsung dengan Warga Negara Jepang yang dilakukan sebelumnya. Penyebaran Virus Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan China membuat resah seluruh warga dunia dan mampu mempengaruhi seluruh aspek.
Dari segi ekonomi, Melemahnya perekonomian China akibat merebaknya virus Covid-19 tentu memberikan dampak yang signifikan bagi dunia dikarenakan China merupakan Negara yang berpengaruh dalam perekonomian dunia. Seperti yang diungkap Sri Mulyani bulan Februari silam, apabila China mengalami pelemahan ekonomi, maka dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia sekitar 0,3-0,6 persen.
Resahnya masyarakat dengan penyebaran virus Covid-19 juga membuat warga Indonesia enggan mengkonsumsi barang impor luar negeri salah satunya barang impor dari China yang merupakan asal virus ini menyebar. Setelah sebelumnya pada bulan lalu Kepala Badan Pusat Statistik menyatakan membatasi masuknya barang-barang impor untuk mencegah masuknya virus Covid -19 maka Bank Indonesia (BI) juga ikut mengeluarkan lima kebijakan baru untuk menangkal dampak virus Corona.”Dalam rangka memperkuat kordinasi dan berbagai langkah BI melakukan beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan termasuk timigasi Covid-19″ ujar Perry Warjiyo selaku Gubernur BI, Senin (2/3).
Diantara beberapa kebijakan tersebut adalah dengan meningkatkan intensitas intervensi BI di pasar keuangan atau disebut dengan triple intervention, baik pasar spot, pasar domestik, non delivery forward (DNDF) juga pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga rupiah tetap bergerak stabil sesuai fundamentalnya. Kemudian BI juga menurunkan giro wajib minimum (GWM) rupiah sebesar 50 basis poin (bps) untuk bank-bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor impor. Hal ini juga bertujuan untuk memperluas investor asing untuk melepas SBN dan memasukkan ke rekening di Indonesia atau rekening dalam rupiah.
Wabah virus Corona juga tentunya menurunkan jumlah wisatawan yang datang ke dalam negeri ataupun luar negeri. Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn), Moeldoko Menjelaskan protokol dan pihak Imigrasi mengharuskan setiap orang dari Negara lain yang hendak masuk ke Indonesia harus ada keterangan sehat dan keterangan terbebas dari virus Corona. Sedangkan Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris menyatakan bahwa dengan pembatasan warga Negara asing (WNA) yang masuk ke Indonesia tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan Negara-negara tersebut.
Dampak yang begitu besar diberikan Virus Covid -19 untuk perekonomian Indonesia tentunya harus dihadapi dengan kebijakan yang baik dari pemerintah ataupun masyarakat Indonesia sendiri. Seperti halnya kebijakan pemerintah dari segi ekonomi untuk mengurangi dampak virus corona yang mampu melemahkan perekonomian lewat pendapatan dari sektor-sektor yang ada. Dimulai dari kebijakan BI yang sudah dibuat untuk menjaga kestabilan ekonomi domestik lewat lima kebijakan yang ada, maka pemerintah melakukan stimulus ekonomi untuk menggerakkan perekonomian Indonesia.
Semua aspek perekonomian dimulai dengan menelaah sektor utama yang paling diperhatikan yaitu sektor Pariwisata, lemahnya sektor pariwisata akibat turunnya wisatawan domestik dan non domestik akhirnya membuat pemerintah mengambil langkah penambahan anggaran berupa pemberian anggaran sebesar Rp. 298,5 miliar dan diskon 30 persen dari 25 persen seat penerbangan ke 10 daerah wisata yang mengalami penurunan jumlah wisatawan untuk wisatawan dalam negeri.
Selain itu pembebasan pajak hotel di 10 daerah wisata yang mencakup 33 kabupaten/kota diberikan oleh pemerintah dengan kompensasi dari pemerintah pusat sebesar 3,3 triliun untuk penerimaan pemerintah daerah. Stimulus fiskal yang dilakukan pemerintah tersebut adalah dana cadangan dalam APBN 2020 yang memang disediakan pemerintah untuk mendorong perekonomian disaat terjadi penurunan ekonomi.
Melemahnya sektor pariwisata sejalan dengan melemahnya sektor perdaganagn yang ada, dari sektor perdagangan masyarakat kini enggan mengkonsumsi barang-barang impor akibat merebaknya virus Covid-19 ini. Hal ini seharusnya mampu membuka peluang bagi produk domestik dalam meningkatkan daya beli masyarakat terhadap barang lokal. Apabila keinginan masyarakat untuk membeli barang impor menurun maka barang-barang lokal harus mampu menggantikan barang-barang impor yang sudah mulai menurun daya belinya. Peningkatan kualitas produk-produk lokal harus ditingkatkan kembali agar daya beli masyarakat kembali meningkat dan menghidupkan sektor perdagangan dalam negeri.
Meningkatnya kualitas produk lokal akan perlahan-lahan menggantikan kualitas barang-barang impor yang dicintai masyarakat sebelumnya, selain itu hal terpenting adalah peningkatan kualitas produk dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan domestik saat ini. Sejalan dengan hal tersebut peningkatan sektor pariwisata dengan obyek-obyek wisata bersih dan juga beberapa obyek wisata yang mengangkat konsep wisata halal perlu kembali digalakkan.
Dengan menjalankan peningkatan lingkungan yang bersih serta pola yang sehat dalam wisata halal tentunya dapat menarik kembali minat wisatawan untuk datang berkunjung ke tempat wisata yang ada. Konsep-konsep peningkatan pelayanan yang disediakan tentunya dapat menjadi hal yang baru bagi wisatawan. Desain konsep wisata halal dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan tentunya dapat mengurangi rasa takut wisatawan yang sebelumnya enggan untuk berwisata.
Peningkatan-peningkatan dari segi domestik baik dalam hal peningkatan kualitas produk lokal ataupun peningkatan wisata-wisata dengan konsep – konsep menarik yang telah ada seharusnya mampu menjadi peluang baik untuk membantu Pemeritah menggerakkan kembali perekonomian dari sektor-sektor yang ditelaah.
Ketika sektor-sektor tersebut bergerak dengan baik sesuai peluang yang ada, kemudian diimbangi dengan penangan kesehatan yang baik dari Pemerintah maka rasanya keresahan ekonomi dan kesehatan akibat dampak virus Corona di Indonesia sedikitnya dapat ditekan dari peluang yang diciptakan.
———- *** ———–

Rate this article!
Tags: