Dampak Sikap Pilih Kasih Terhadap Anak

Judul : The Visual Art of Love
Penulis : Ary Nilandari
Penerbit : Pastel Books
Cetakan : Pertama, Agustus 2018
Tebal : 312 halaman
ISBN : 978-602-6716-37-8
Peresensi : Ratnani Latifah.
Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Siapa sih yang ingin mendapat perlakuan berbeda dari orangtua? Pastinya tidak ada. Setiap anak ingin diperlakukan adil dan sama. Untuk itulah orangtua tidak boleh bersikap pilih kasih. Atau condong hanya salah satu anak saja. Karena sikap tersebut bisa mengakibatkan dampak yang tidak baik terhadap anak. Anak yang tidak diperlakukan dengan baik, bisa tumbuh menjadi anak yang rendah diri, pembangkang atau pendendam.
Mengambil tema tentang cinta yang dipadukan dengan unsur kehidupan keluarga, memasukkan seni dan literasi sebagai latar kuat cerita, novel ini sangat menarik untuk dibaca. Penulis berhasil menghidupkan kisah ini dengan sangat apik. Membuat emosi pembaca naik turun. Kadang sedih, kadang sebal, marah dan sesekali lucu serta menggemaskan. Dari segi bercerita, kisah ini dituturkan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan lugas. Alur dan plotnya meski ada sebagian yang bisa ditebak, namun penulis berhasil mengatasinya dengan kejutan-kejutan kecil disetiap bab.
Novel ini sendiri mengisahkan tentang Gemina, mahasiswi Desain Komunikasi Visual, yang tanpa sengaja bertemu dengan IgGy, penulis buku Trilogi Runako tanpa sengaja di sebuah toko buku. Kala itu Gemina sedang asyik membaca serial Algis karya Radmila yang tengah populer. Kisah itu bagi Gemina sangat apik dan menarik. Saking sukanya terhadap kisah itu, Gemina suka menggambar ilustrasi Algis berdasarkan deskripsi buku. Saat sedang asyik menggambar itulah, tiba-tiba IgGy melihat hasil gambarnya dan memberi komentar.
Tidak hanya mengomentai hasil gambarnya, cowok yang sejak tadi terdengar protes karena buku karyanya tidak ditempatkan di rak yang pantas di toko buku itu, juga mengomentari selera bacaan Gemina. Alasan itulah yang kemudian membuat Gemina tidak terima.
“Tidak ada batasan buat siapa pun membaca apa saja.” (hal 13). Gemina memberi argumen, sekaligus memberikan review secara tidak sadar terhadap kisah Algis. Yang mana, hasil reviewnya malah membuat IgGy tertarik agar, Gemina juga mereview bukunya. Bahkan imbalannya tidak tanggung-tanggung adalah satu set novel Algis jika dia bisa menyelesaikan bacaan dan reviewnya dengan cepat. Dan novel Algis seri #3 jika waktunya molor (hal 15).
Perjanjian aneh yang terjadi secara spontan itu, ternyata merubah kehidupan Gemina yang awalnya tenang. Gemina yang awalnya hanya fokus agar segera lulus kuliah dan membantu abahnya. Tanpa Gemina sadari pertemuannya dengan IgGy, telah menyeretnya dalam labirin panjang yang tidak tahu kapan bisa sampai ujungnya. Masa lalu IgGy yang berhubungan dengan ibu, ayah dan adiknya ternyata lebih rumit daripada soal matematika.
Selain itu, dampak pertemuannya dengan IgGy, telah mengantarkan Gemina bisa bertemu dan bekerjasama dengan Radmila untuk mengerjakan ilustrasi serial Algis yang akan diterbitkan dalam cerita bergambar. Namun entah kenapa pertemuannya dengan Radmila malah semakin membuat Gemina harus mengurai lebih banyak benang kusut tentang sosok IgGy. Karena kenyataan tentang siapa Radmila cukup membuat dirinya tidak percaya.
Di sisi lain, Gemina juga harus menghadapi kenyataan tentang hatinya yang ternyata tanpa sadar telah menyimpan rasa tersendiri pada IgGy. Padahal dia tahu cowok itu sudah memiliki tunangan yang luar biasa cantik, Oliva. Dan tidak ketinggalan adalah masa lalu dan latar belakang yang paling berpengaruh terhadap sikap IgGy saat ini. Sikap pilih kasih yang telah dilakukan ibunya, dalam memperlakukan dia dan adiknya, tanpa sadar, telah membuat IgGy menyimpan kemarahan dan kebencian. Dia tumbuh menjadi sosok egois dan cukup sulit dijamah.
Secara keseluruhan, novel sangat menghibur dan menarik. Apalagi bagian random yang ditulis tanpa narasi dan hanya percakapan. Penulis berhasil membuat pembaca penasaran sejak awal cerita tentang makna di balik random tersebut. Tak hanya itu kisah utama novel ini juga tidak kalah menarik dan memikat. Penokohan dan dialog terasa sangat hidup. Membaca novel ini secara tidak langsung kita diingatkan tentang pentingnya melakukan pola asuh yang benar terhadap anak. Jangan bersikap pilih kasih terhadap anak, karena banyak dampak tidak baik dalam tumbuh kembang anak. Selain itu ada juga ajakan untuk menjadi pribadi yang pemaaf, tidak menyimpan dendam dan tidak egois.

———— *** —————

Tags: