Dandim 0815: Mojokerto jadi Percontohan Pertanian Nasional

tampak dalam foto rombongan Kementan dan Dandim mojokerto beserta pejabat terkait sedang memamerkan 7 produk kedelai varietas unggul baru, produksi Mojokerto,

Mojokerto. Bhirawa
Setelah Kecamatan Mojosari menjadi pilot projek pompanisasi lahan produktif untuk Padi. Kini giliran Kecamatan Bangsal dipilih oleh Kementan RI. Sebagai tempat pembibitan kedelai varietas unggul baru.
Yang panen perdananya dilakukan balit bangtan Kementan RI.yang dikemas dalam Temu Lapang & Panen Benih Sumber Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai yang berlangsung di area persawahan Dusun Seno Desa Sidomulyo Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto, Jum’at (08/11).
Dalam laporannya Kepala Badan Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi ( Balitkabi) Balitbang Kementan RI, Dr. Ir. Yuliantoro Baliadi, MS, menyampaikan kemampuan penyediaan kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri hanya berkisar 35-40%, kedelai lokal diketahui memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibanding varietas impor.
Kedelai lokal memiliki kandungan protein lebih tinggi, untuk dibuat tempe rasanya lebih gurih/enak, untuk bahan tahu lebih tinggi rendemennya, lebih menyehatkan transgenik/GMO dan varietas kedelai tertentu yakni Devon menjadi bahan pangan fungsional karena mengandung senyawa antioksidan yakni isoflavon cukup tinggi.
Untuk itu kepada para petani agar semangat untuk menanam kedelai perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Diharapkan dengan dukungan Pemerintah Daerah dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang Kementerian Pertanian RI dapat meningkatkan gairah petani untuk berusaha tani kedelai.
Mengingat dari data sumbangan luas panen dan produksi ini, maka wilayah Jawa Timur merupakan wilayah penyumbang produksi kedelai terbesar utama di tingkat nasional, yang wajib didukung pengembangan pertanian kedelainya. Salah satu wilayah yang berpotensi adalah Kabupaten Mojokerto.
Dipilihnya Mojokerto sebagai salah satu wilayah pengembangan perbenihan dan peningkatan produksi kedelai, karena merupakan wilayah dengan kondisi agroekologi, sosial ekonomi masyarakat, dan respon Pemerintah yang sangat baik.
Pengembangan perbenihan kedelai di wilayah ini diharapkan dapat menjadi sentra produksi (industri) benih kedelai, untuk memenuhi salah satu kebutuhan benih kedelai bermutu se-Jawa Timur.jelasnya
Lebih lanjut dijelaskan Dr. Yuliantoro di lahan seluas 20, 5 ha ini, ditanam 7 (tujuh) varietas kedelai terbaru yakni Dena 1 seluas 5 ha, Dena 2 seluas 4 ha, 3 Derap 1 seluas 0,5 ha, Dega 1 seluas 1,5 ha, Detap 1 seluas 4 ha, Anjasmoro 95 ha, dan Devon 1 seluas 4 ha, yang ditujukan untuk produksi benih kedelai kelas BD (Benih Dasar) sebagai benih sumber untuk selanjutnya diturunkan/diproduksi menjadi benih kelas di bawahnya yakni BP (Benih Pokok 1 dan 2) serta BR (Benih Sebar), BR1 hingga BR 4.jelasnya.
Sementara itu Dandim 0815 Mojokerto Letkol Kav Hermawan Weharima, SH mengungkapkan bahwa selama ini pihak Kodim 0815 Mojokerto telah memberikan yang terbaik bagi para kelompok petani melalui pendampingan dan membantu pekerjaan petani.
Diharapkan kepada kelompok petani agar tetap semangat dan lebih rajin bekerja, sehingga hasil panen akan terus meningkat yang dengan sendirinya akan menambah pendapatan petani.
Kegiatan dihadiri Kepala Puslitbang Tanaman Pangan Kementan RI, Dr. Haris Syahbuddin, DEA, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdakab Mojokerto, Drs. H. Mustain, MM, M.Si. Forpimka Bangsal, Kepala Balibangtan Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si, Kepala BPTP Jatim Dr. Chendy Tafakrisnanto, MP, Plt. Kadisperta Kab. Mojokerto drh. Agus Harjito, Sekdes Sidomulyo Bapak Indra, Kadus Seno/Ketua Gapoktan Bapak Bakeri, Para Pelajar SMK 2 Mojokerto, Mahasiswa Unimas Warga masyarakat & undangan.(min)

Tags: