Dandim 0816 Sidoarjo Beri Pemahaman Santri Dafi Tentang Kedaulatan

Komandan Kodim 0816 Sidoarjo saat menyampaikan paparannya secara virtual. (achmad suprayogi/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa.
Untuk mempersiapkan ppara santri-santri agar lebih paham terhadap kedaulatan, mempunyai karakter kebangsaan, cinta lingkungan serta hafal Al Quran dan cinta terhadap NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sekitar  para santri dari PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidz Qu’ran) Darul Fikri  Sidoarjo telah mengikuti Seminar Kebangsaan secara virtual.

Ada sekitar 800 santri yang terdiri dari siswa SMP dan MA Ponpes Tahfidz Darul Fikri Sidoarjo, mereka sangat antusias mengikuti kegiatan yang menghadirkan narasumber utama Komandan Kodim 0816 Sidoarjo Letkol M. Iswan Nusi SH.

Dalam pembukaannya Sekretaris Majelis Ponpes Tahfidz Darul Fikri KH Syaiful Arifin M Pd menuturkan kalau kegiatan yang dilakukan ini dalam rangka mempersiapkan santri-santri menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu mereka telah dibekali tentang pemahaman kedalulatan, berkarakter, cinta lingkungan, cinta Al Qur an serta cinta NKRI.

“Jadi kami persiapkan, bagaimana seharusnya seorang santei berperan terhadap bangsa dan negara. Selain itu juga  bisa memberikan inspirasi, semoga anak anak juga bisa menjadi Dandim 0816 Sidoarjo,” tutur Syaiful Arifin, Selasa (18/8) kemarin.

Sementara itu, Komandan Kondim 0816 Sidoarjo M. Iswan Nusi dalam paparannya yang bertemakan ‘Peran Santri Memajukan NKRI Ditengah Pandemi Covid-19 Sebagai Wujud Bela Negara.’ Diantaranya adalah menjelaskan tentang kedaulatan, yang merupakan kekuasaan penuh untuk mengatur segala hal yang ada dalam wilayah negara tanpa campur tangan negara lain. “Beratu melindungi pengaruh dari bangsa lain, serta penjelasan tentang bagaimana penerapan SOP Protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini,” paparnya.

Ia juga menyampaikan tentang bagaimana cara mencintai Indonesia dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurutnya, yang pertama kita harus memahami dan menghormati jasa pahlawan. Selanjutnya kita harus senantiasa menghidupkan budaya, yaitu  malu terlambat bangun tidur, malu untuk berbuat yang tidak baik dan lain-lain. “Kita semua dapat menekankan pada diri kita dan keluarga, agar selalu mencintai produk dalam negeri maupun hukum yang berlaku di negara Indonesia ini,” katanya.

Ia tegaskan, kalau warga Ponpes semuanya harus memiliki sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan yang dapat dilaksanakan dengan cara, harus memiliki sifat dan sikap keterampilan dalam berbuat kebaikan, jiwa ksatria dan berani bertanggung jawab. “Tindakan kita harus menjaga persatuan dan kesatuan. Jika dalam lingkungan pondok pesantren harus mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi,” tegasnya. (ach)

Tags: