Dapat Kurma dan Nasi Bungkus untuk Buka, Jadi Wadah Silaturahim Keluarga

Suasana buka bersama di Masjid Al Akbar Surabaya. Setiap hari masjid menyiapkan 2.000 nasi bungkus untuk buka puasa para jamaah, khusus untuk weekend ditingkatkan menjadi 2.500 nasi bungkus. [zainal ibad]

Suasana buka bersama di Masjid Al Akbar Surabaya. Setiap hari masjid menyiapkan 2.000 nasi bungkus untuk buka puasa para jamaah, khusus untuk weekend ditingkatkan menjadi 2.500 nasi bungkus. [zainal ibad]

Kota Surabaya, Bhirawa
Wajah langit di atas Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) sore itu tampak mulai menguning karena pantulan sinar matahari yang beranjak senja. Di sisi lain, ratusan orang mulai dari anak-anak hingga dewasa duduk berjajar rapi menunggu datangnya azan maghrib yang dikumandangkan muadzin.
Demikian sekilas gambaran suasana di MAS, jelang buka puasa bersama. Ratusan bahkan ribuan masyarakat berkumpul di teras, pelataran dan tiap sisi masjid yang berkapasitas 59 ribu jamaah. Mereka ada yang bercengkerama, berfoto dan ada pula yang menyiapkan takjil untuk berbuka puasa.
Menurut salah seorang jamaah, Hanisa, ia datang bersama suami dan anaknya untuk berbuka puasa di MAS. Setiap ada waktu luang, ia dan keluarga menyempatkan diri untuk berbuka puasa di masjid ini. Tujuannya tidak lain untuk memupuk kebersamaan keluarga lewat berbuka puasa.
“Rasanya beda sekali buka puasa di rumah atau di restoran dengan buka puasa di sini. Meski di sini hanya makan nasi bungkus, tapi rasanya beda. Mungkin karena di sini ada ribuan orang, jadi makannya lebih nikmat dan seru,” ungkap wanita asal Sidoarjo ini.
Hal yang sama juga dikatakan Nurul Hidayanti, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Ia datang bersama beberapa teman kuliahnya untuk berbuka puasa di masjid yang selesai dibangun pada  2000 ini.
Sambil berfoto-foto dengan teman-temannya, Nurul mengaku senang jika berbuka puasa di sini. Selain mendapat makan gratis, suasana di sekitar MAS juga sangat mendukung untuk bercengkerama bersama teman-teman. Apalagi, di kompleks masjid ini juga banyak penjual makanan dan minuman yang ia sukai.
“Saya datang kesini bersama teman-teman sekitar pukul 17.00. Saya pulang setelah ikut salat Tarawih. Dan biasanya sebelum pulang, kami duduk-duduk di sini sambil bercengkerama, makan-makanan ringan yang banyak dijual di sini,” ungkapnya.
Sementara itu, saat adzan berkumandang, dahaga seharian tertebus air mineral segelas dan beberapa biji kurma yang dibagi panitia Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Usai membatalkan puasa itu, dilanjutkan dengan salat berjamaah terlebih dulu sebelum menyantap menu berbuka puasa.
Direktur Utama MAS Endro Siswantoro mengatakan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya menyiapkan 2.000 bungkus nasi untuk buka puasa para jamaah per hari. Jumlah ini semakin meningkat pada akhir pekan seperti Sabtu dan Minggu.
“Kalau akhir pekan, bisa 2.500 bungkus nasi yang kita siapkan. Selain menyiapkan nasi bungkus, Al Akbar juga sudah menyiapkan kurma sebanyak tiga ton untuk persediaan  takjil jamaah selama bulan puasa,” kata Endro Siswantoro.
Selain itu, takmir MAS juga menggelar pengajian ngabuburit dengan pengajian kitab klasik dan ngaji internet.  Ngaji internet dimulai sesudah salat Dhuhur hingga datang waktunya salat Asar, lalu sesudah Asar dilanjutkan dengan ngaji kitab klasik ‘Riyadush Sholihin’ hingga berbuka puasa,” kata Humas MAS Helmy M Noor.
Dijelaskan Helmy, takmir MAS menyediakan 20 laptop saat ngaji internet, tapi peserta juga dapat membawa laptop sendiri untuk mengaji bersama pengasuh yang selalu berganti setiap hari dan tema juga berganti.
“Misalnya, tema Cara Rasulullah Menyambut Ramadan, maka pengasuh mengajak peserta membuka internet tentang sejarah nabi (Sirah Nabawi), lalu membuka terjemahannya lewat internet juga,” katanya.
Setelah itu, pengasuh akan mengajak peserta ngaji internet untuk membuka sejumlah laman/situs, seperti www.eramuslim.com, rahmatmuntaha.com, www.dudung.net dan sebagainya. “Pengasuh menampilkan hasil penelusuran internet lewat layar proyektor dengan memberi penjelasan, sedangkan peserta juga menelusuri lewat laptopnya dan dapat mengajukan pertanyaan,” katanya.
Namun, lanjutnya, masyarakat juga dapat mengikutinya dengan mengajukan pertanyaan lewat facebook. “Pesertanya juga berasal dari sejumlah SMA di Surabaya serta masyarakat umum,” katanya. [iib]

Tags: